PAC PDIP Surabaya Gelar Aksi Penolakan, Ini Respon Adi Sutarwiyono

RAJAWARTA : Gaduh politik pasca Konferensi Cabang (Konfercab) DPC PDIP Kota Surabaya yang berlangsung di Empire Hotel di Jalan Embong Malang Surabaya, ternyata kian hari kian memanas.

Akibat dari itu beberapa elit PDIP Surabaya sulit untuk dimintai keterangan. Namun beberapa aksi penolakan terhadap penetapan Adi Sutarwijono or Awi sebagai Ketua DPC PDIP Surabaya terus dilakukan oleh sejumlah PAC.

Terbaru, sejumlah kader menggelar mimbar keprihatinan di kantor DPC Kota Surabaya Jalan Kapuas. Menanggapi beberapa aksi penolakan terhadap keputusan DPP PDIP tersebut, akhirnya Awi pun angkat bicara.

Dalam wawancara eksklusif dengan media ini Awi tidak mau menanggapi reaksi sejumlah PAC yang mempertanyakan keputusan DPP PDIP yang menunjuk dirinya.

Namun yang pasti seharusnya sebagai kader partai harus mematuhi keputusan DPP PDIP. “Aku semestinya belum bisa bersikap soal itu, tapi mestinya menurut saya di PDIP itu ketaatan dan kepatuhan diajarkan kepada kader. Mestinya, kalau sudah diputuskan oleh DPP ya harus diterima,” tukas Awi (10/7/2019).

Di konfercab itu kan hanya rancangan bukan keputusan? tanya media ini. Wakil ketua Komisi A DPRD Surabaya itu menjelaskan, fungsi konfercab itu adalah memilih kepengurusan Partai. “Makanya ada konfercab. Kewenangan konfercab itu memilih ketua DPC,” ujarnya.

Menurut Awi, Kewenangan konfercab itu diatur dalam Peraturan PDIP nomor 28/2019, kewenangan konfercab adalah memilih ketua berdasarkan rekomendasi yang sudah ditetapkan oleh DPP. “Jadi kita tidak boleh keluar dari koridor itu,” cetus Awi.

Sabagai tanda patuh saat ini Awi memilih calling down dulu sambil menunggu hasil sidang di DPP. “Biarkan diselesai proses internal partai yang sedang dibahas di pusat,” ucapnya.

Meski sidang di DPP PDIP masih belum ada titik terang namun Awi mengaku sudah melakukan pendekatan kepada sejumlah PAC. Dan, hasilnya cukup bagus. “Sebagian sudah kita ajak bicara. E..e..e… banyak kawan-kawan yang kemudian bisa memahami karena ini sudah keputusan DPP dan sudah ditandatani Bu Mega dan Pak Sekjen yang selama ini jadi simbol partai,” pungkas.