METRO  

Meski Hari Minggu Risma Takziah ke Keluarga KPPS yang Meninggal

RADJAWARTA : untuk mengunjungi semua keluarga anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal, terus dipenuhi. Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu terus menyisir keluarga-keluarga KPPS yang sedang berduka.

Di akhir pekan ini, Minggu (12/05/2019), Wali Kota Risma masih menyempatkan waktu untuk takziah ke keluarga Almarhum Suhardiman, 48 tahun, di Jalan Simokerto no gang 4 No 44 Kelurahan Simokerto, Kecamatan Simokerto, Surabaya. Almarhum Suhardiman merupakan anggota KPPS 17 Kelurahan Simokerto, Kecamatan Simokerto.

Pekerjaan sehari-harinya adalah pengemudi ojek online di Surabaya. Suhardiman hidup dengan seorang istri bernama Santi (43) dan dua anaknya Hardi Wijaya (22), Neza Aulia (12). Ia menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu (27/04/2019).

Dengan mengenakan batik dan balutan hijab berwarna biru, Wali Kota Risma terlihat sedih saat mengunjungi keluarga almarhum. Saat itu, ia ditemui istri almarhum di teras rumahnya. Pada pertemuan itu, Wali Kota Risma langsung menanyakan keadaan keluarga dan apa yang dikeluhkan suaminya sebelum meninggal. “Bagaimana bu… kronologinya?,” tutur Wali Kota Risma kepada istri almarhum.

Setelah mendengarkan penjelasan Santi, Wali Kota Risma langsung memutuskan untuk membantu biaya sekolah anak kedua almarhum yang saat ini masih duduk di bangku SMP.  “Ini putrinya bu? kelas berapa? Sekolah yang pinter ya. Biar jadi orang sukses. Nanti soal biaya tidak perlu khawatir. Pokoknya tugasmu sekolah yang rajin,” kata Wali Kota Risma kepada Neza yang saat itu bersalaman dan mencium tangan Wali Kota Risma.

Selain membiayai sekolah hingga lulus SMP, Wali Kota Risma juga memberikan bantuan kepada anak pertama almarhum yang bernama Hardi (22). Saat ini, Hardi bekerja sebagai karyawan restoran dan Wali Kota Risma berencana akan memindahkan Hardi untuk bekerja di kantor Pemkot Surabaya.

“Nanti yang pertama pindah pemkot saja, nanti ada staff saya yang akan datang untuk membantu dan menyiapkan semuanya, ibu tidak usah khawatir. Allah punya rencana yang indah untuk kita semua,” imbuhnya.

Selain santunan dana dan bantuan untuk anak-anak almarhum, ternyata masih belum cukup membuat Wali Kota Risma lega. Sehingga, ia pun berencana ingin membantu istri almarhum untuk berjualan di depan rumahnya yakni meracang (kebutuhan bumbu dapur). Bagi Wali Kota Risma, hal itu sangat penting supaya Santi masih bisa memberikan nafkah kepada anak-anaknya.

“Panjenengan (anda) saya buatkan toko untuk jual meracang di sini. Sambil kerja masih bisa mengurus rumah dan memantau anak-anak, pokoknya berdoa tidak lupa berdoa Allah sayang sama hamba-hambanya yang terus memohon, asal kita mau berusaha segala kesulitan selalu ada jalan,” ujarnya.

Santi menjelaskan bahwa suami mengeluh sakit di bagian dada pada Rabu (17/4/2019) setelah bertugas di TPS 17. “Sejak hari itu, dadanya sering terasa sakit, tapi tidak begitu dirasakan. Terus pada Jumat (26/4/2019), suami saya cerita kalau kambuh lagi. Saya kerokin, Tiba-tiba saat saya masak didapur Sabtu pagi (27/4/19) pukul 08.30 sudah tidak ada. Saya bawa ke RS Soewandhi sudah tidak tertolong,” ujar Santi

Oleh karena itu, Santi sangat berterima kasih kepada Wali Kota Risma yang bersedia menyekolahkan anak keduanya dan memberikan pekerjaan yang sangat layak untuk anak pertamanya. Bahkan, ia sangat bersyukur apabila Wali Kota Risma membangunkan toko untuk jualan meracang.

“Saya matur  nuwun (terima kasih) sudah dibantu menyekolahkan anak, dan dibantu mencarikan jalan keluar yang saya hadapi, bapaknya di sana pasti akan tenang, terimakasih Bu Risma,” pungkas Santi sambil matanya berkaca-kaca. (sbr/hms)