Mata Elektronik Untuk RW Surabaya Dinilai Masih Jauh dari Asa

RAJAWARTA : Achmad Suyanto Politisi PKS DPRD Yos Sudarso Kota Surabaya mendesak Pemerintah Kota Surabaya (Pemkos) untuk menambah kuota CCTV yang disalurkan untuk RW-RW di Surabaya.

Sebab, ungkapnya, pengadaan CCTV untuk tahun anggaran 2022, dinilainya masih jauh dari asa. “Penggadaan CCTV tahun anggaran 2022, hanya 1.416 unit,” cetus Ustadz panggilan lain Ahmad Suyanto (15/11/2021).

Jumlah itu (1.416 CCTV) menurutnya, belum mampu mengkaver seluruh kebutuhan RW di Surabaya. Sebab, berdasarkan informasi yang diterimanya, RW se-Surabaya jumlahnya 8000 lebih.

Diakuinya, konsep Pemkos dalam menjaga keamanan warga dari segala hal yang tidak diinginkan sudah bagus, tapi jumlah unitnya terlalu sedikit, yakni tidak sampai 20 persen dari jumlah 8000 RW. “Maka cakupannya tidak sampai 20 persen,” cetusnya.

Waktu pembahasan anggaran dengan Diskominfo Ustadz mengaku siap mendukung penambahan anggaran. Namun sayang, Diskominfo tetap kekeh dengan angka yang diajukan, yakni 1.416 unit CCTV.

“Sampai saya tantang Diskominfo. Kalau demi keamanan Kota Surabaya, apalagi untuk memfasilitasi kampung tangguh, maka ditambah 5000 unit lagi pun oke,” ujarnya.

Andai Diskominfo merespon usulannya, maka jumlah CCTV di Surabaya pada tahun anggaran 2022 bisa mencapai 6.416. “Desakan penambahan anggaran CCTV ini dengan tujuan 70 persen warga Surabaya punya mata eletronik,” jelasnya.

Kalau dihubungkan dengan Pandemi C19, ucapnya, akan memudahkan pengawasan dan mendeteksi, baik warga maupun orang-orang yang keluar masuk kampung. “Jumlah CCTV di Surabaya juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi penyebaran C19,” jelasnya.

Jadi tuturnya, dengan menambah jumlah CCTV dari sebelumnya 1.416 dengan ditambah 5000 unit, maka jumlah CCTV di surabaya diperkirakan mencapai 80 persen.

“Maka siapa pun yang keluar masuk kampung, akan mudah terdeteksi oleh mata eletronik. Siapapun yang terpapar, juga bisa terdeteksi. Ini akan mudah kerja Pemkos dalam melacak siapa pun yang terpapar,” ungkapnya.

Dia menambahkan, perlunya penambahan jumlah pengadaan CCTV yang diproyeksikan untuk RW-RW, manfaatnya tidak hanya untuk keamanan warga dalam menjaga kesehatan, Tapi ini juga menyangkut pertahanan Negara.

“Jadi ini tidak hanya untuk keamanan kesehatan saja. Tapi juga untuk pertahanan Negara. Orang luar atau orang asing sudah ada softwere Silacak. Tidak terpengaruh oleh infiltrasi, intervensi apalagi sampai invasi,” ungkapnya.

Bagaimana dengan kekuata anggaran? Pria Madas ini menegaskan, dengan kekuatan APBD 2022 sebesar Rp 10 trilliun lebih, Yanto yakin tidak masalah jika Pemkos mau menambah pengadaan 5000 CCTV. “Ya sangat mampu. Wong anggaran kita Rp 10 trilliun lebih,” pungkasnya.

Sementara Kadiskominfo Kota Surabaya saat dihubungi rajawarta via telepon untuk dimintai tanggapannya tidak ada respon.