Di Surabaya, Ada Mobil Listrik Tanpa Sopir

RAJAWARTA : Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar soft launching karya terbarunya berupa mobil listrik pintar yang diberi nama Intelligent Car (i-Car) ITS, Senin (17/8/2020). Seusai diluncurkan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng langsung menjajal mobil tanpa sopir tersebut dengan mengelilingi Taman Alumni ITS.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma mengaku sangat bahagia dan sangat bangga dengan karya-karya ITS. Sebab, dia sudah membuktikannya sendiri dengan menggunakan sepeda motor listrik karya ITS bernama Gesits. Bahkan, ketika datang ke ITS untuk menghadiri soft launching itu, ia menggunakan Gesits dari Balai Kota Surabaya ke ITS.

“Setiap Sabtu dan Minggu saya juga gunakan itu mulai dari pagi untuk keliling Surabaya sampai batrenya habis. Sebetulnya saya juga pernah punya sepeda motor listrik sebelumnya, tapi memang tidak setangguh Gesits ini, jadi saya sangat bangga sekali dengan ITS,” kata Wali Kota Risma.

Makanya, dia pun sangat yakin bahwa ITS akan bisa mengembangkankan mobil tanpa sopir ini ke depannya. Apalagi, awalnya dia lihat mobil semacam itu di Silicon Valley. Kala itu, ia yakin dan percaya bahwa suatu saat nanti ITS akan bisa menciptakan mobil setangguh dan gigih semacam itu. “Ternyata, sekarang ITS bisa menciptakan itu,” ujarnya.

Menurutnya, biasanya anak-anak ITS itu berasal dari keluarga kurang mampu, sehingga yang dimilikinya hanyalah keyakinan dan keteguhan untuk bisa menciptakan sesuatu yang baru dan luar biasa. “Artinya, kalau kita benar-benar bisa mandiri, maka kita tidak akan kesulitan saat dikemudian hari kita menghadapi kesusahan. Dengan kita berani berinovasi dan berkreasi, saya yakin semua masalah sesulit apapun akan bisa diatasi,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia juga menyampaikan terimakasih banyak kepada Rektor ITS bersama para peneliti yang terus bergerak dan mencarikan solusi terkait masalah-masalah kota. Ia pun yakin bahwa mobil tersebut akan terus bisa dikembangkan ke depannya.

Sementara itu, Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian ITS Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD menjelaskan, i-Car merupakan prototype mobil listrik otonom, yaitu mobil listrik yang dapat berjalan sendiri tanpa pengemudi dengan bantuan kombinasi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan Internet of Things (IoT). Hal ini memungkinkan mobil pintar tersebut membantu pengemudi mengenali potensi bahaya, mencegah tabrakan, dan mengurangi risiko kecelakaan, serta mampu mengoptimalkan tenaga dari penggerak motor listrik.

Dijelaskannya, i-Car saat ini memang berbasis mobil golf karena bentuknya yang relatif sederhana, sehingga dapat dimodifikasi dengan mudah. “i-Car dilengkapi dengan berbagai sensor mulai dari pemanfaatan GPS (Global Positioning System) dengan ketelitian tinggi serta sensor LiDAR (Light RADAR),” papar Bambang.

Kedua sensor tersebut kemudian digabungkan dengan kamera beresolusi tinggi untuk digunakan dalam pengumpulan data sebagai bagian dari big data analysis yang selanjutnya diproses oleh komputer berspesifikasi tinggi yang tertanam di dalam mobil. “Dengan sensor-sensor tersebut, mobil pintar i-Car dapat berfungsi secara otonom,” ungkapnya.

Berbicara mengenai sistem operasional, Bambang menerangkan bahwa mobil ini dirancang berhenti di halte hingga dipanggil untuk menuju halte tertentu. Di masa mendatang, pemanggilan dan tujuan bisa dilakukan tidak hanya dari halte ke halte, tetapi bisa dari seluruh area yang dapat dijangkau oleh mobil pintar i-Car. “Nantinya mobil ini akan dijadikan mobil komuter di dalam area kampus. Mahasiswa dapat pergi dari satu halte ke halte yang lainnya menggunakan mobil ini yang dipanggil dari aplikasi i-Car,” ujar dosen Departemen Teknik Mesin ini.

Bambang juga menuturkan bahwa i-Car ITS dikategorikan berada antara level tiga dan empat berdasarkan United States National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) dan Society of Automotive Engineers (SAE) Autonomous Driving Grading Standard. Hal tersebut terlihat pada pengemudian (driving operation) dan pengenalan lingkungan berbasis sistem, serta otomatisasi yang telah berada di antara level kondisional dan optimal. Steering wheel (roda kemudi) sengaja masih dipasang dalam rangka memenuhi regulasi keamanan.

“Ketika steering wheel dipegang, kendali otomatis beralih pada penumpang dan berubah menjadi manual dalam kondisi darurat yang mungkin terjadi di jalan,” imbuhnya.

Usai soft launching ini, menurut Bambang, i-Car akan terus dikembangkan untuk mencapai target berikutnya. Target yang dimaksud ialah merealisasikan produk inovasi teknologi hasil penelitian yang berdampak besar (high impact) bagi masyarakat melalui i-Car dengan versi yang lebih sempurna. “Pada bulan November, i-Car tidak akan berbentuk mobil golf lagi. Kami akan merancang chassis dan body mobil sendiri, sehingga siap difungsikan pada November,” bebernya.

Selanjutnya, ada target kedua yakni memperkuat sinergi antara peneliti di ITS dengan Pusat Penelitian dan Pusat Kajian,  Pusat Unggulan Inovasi (PUI), serta kawasan saintek (Science Techno Park/STP), sehingga dapat merealisasikan teknologi tinggi yang siap diinkubasi dan dimanfaatkan. “Jadi, ini akan terus kami kembangkan,” pungkasnya. (*)