METRO  

Cegah Penularan Hepatitis Akut, Pemkos Sosialisasi ke Sekolah hingga Ponpes

RAJAWARTA : Pemerintah Kota Surabaya (PEMKOS) bersama Bunda Paud Kota Surabaya Rini Indriyani dan Dinas Kesehatan (Dinkes) juga Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya bergerak cepat untuk mencegah penularan hepatitis akut, dengan menggelar sosialisasi di lingkungan pendidikan. Mulai dari Paud, TK, SD, SMP hingga Pondok Pesantren (Ponpes), serta kepada masyarakat umum.

Untuk memasifkan kegiatan sosialisasi tersebut, Bunda Paud Rini Indriyani bersama Dinkes Kota Surabaya berkeliling ke berbagai sekolah di Kota Pahlawan. Sosialisasi tersebut dimulai dari Paud Teratai Kebonsari, TK Perwanida Karah, SDN Karah 1, SMP Negeri 21, hingga Ponpes Al Fitrah di kawasan Tanah Kali Kedinding Kota Surabaya.

“Ini adalah gerak cepat pemerintah untuk mencegah penularan virus hepatitis di lingkungan sekolah, karena virus ini menyerang anak-anak yang berusia 17 tahun kebawah. Karena itu, peran guru dan orang tua juga sangat diperlukan untuk mengingatkan anak-anak dalam menjaga kesehatan,” kata Bunda Paud Rini Indriyani, Senin (23/5/2022).

Melalui sosialisasi pencegahan virus Hepatitis akut ini, ia berharap agar virus tersebut tidak sampai masuk dan menyebar ke Kota Surabaya. Sebab, seluruh tenaga kesehatan telah di Kota Pahlawan sudah dikerahkan untuk melakukan sosialisasi mengenai gejala, pencegahan, hingga penanganan hepatitis akut pada anak.

“Virus ini menyebar melalui oral-fekal, yakni virus yang masuk kedalam mulut melalui benda, makanan, atau minuman yang sudah terkontaminasi oleh penderita sebelumnya. Nantinya, apabila mendapat keluhan dari anaknya, bisa segera ditindaklanjuti dengan membawanya ke layanan fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes),” jelasnya.

Selain Dinkes dan Dispendik, beberapa PD lainnya juga terlibat dalam sosialisasi pencegahan virus Hepatitis akut. Seperti Dinas Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan (DKUKMP) ikut serta untuk memberikan pendampingan dan sosialisasi yang berkaitan dengan penjual makanan di sekitar lingkungan sekolah, mulai dari pengemasan, gizi, dan kebersihan makanan untuk anak-anak.

“Begitu pula dengan Satpol PP dan BPBD Kota Surabaya yang terus waspada dengan melakukan pengawasan ketat di setiap sekolah selama penerapan PTM berlangsung,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina menerangkan bahwa telah mengumpulkan seluruh tenaga kesehatan di tingkat Puskesmas untuk membantu melakukan sosialisasi pencegahan virus Hepatitis akut kepada seluruh lapisan masyarakat.

“Mulai minggu kemarin kita sudah turun dan bergerak ke semua wilayah. Kami juga bersinergi bersama Bunda Paud, Dispendik, dan Kemenag Kota Surabaya untuk bergerak cepat mengantisipasi penularan virus Hepatitis akut,” terang Nanik.

Untuk mewaspadai potensi kasus Hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, Dinkes Kota Surabaya menjelaskan terdapat beberapa gejala awal. Seperti mual, muntah, diare berat, dan demam ringan. Dari gejala awal tersebut, orang tua diharapkan bisa langsung membawa anaknya ke Fasyankes terdekat sebelum mengalami menjadi gejala lanjut.

“Gejala lanjut ini ditandai dengan air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat, warna mata dan kulit menguning, kesadaran menurun, gangguan pembekuan darah, dan kejang,” ujarnya.

Nanik menjelaskan bahwa terdapat dua cara dalam mencegah anak-anak terhindar dari Hepatitis akut. Cara pencegahan tersebut adalah melalui saluran cerna dan saluran napas. Untuk saluran cerna, anak-anak diharapkan rutin mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian menggunakan alat makan dengan orang lain, menghindari kontak dengan orang sakit, dan menjaga kebersihan rumah serta lingkungan.

Sedangkan pada saluran napas, anak-anak diharapkan mengurangi mobilitas, selalu menggunakan masker jika berpergian, menjaga jarak dengan orang lain, dan menghindari keramaian atau kerumunan.

“Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada mengenali gejala awal Hepatitis akut dengan tidak panik dan segera membawa pasien ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk memperoleh pertolongan. Dan jangan sampai menunggu gejala lanjutan muncul,” pungkasnya. (*)