RAJAWARTA : Menjelang enam bulan, usia Eri Cahyadi menjabat sebagai Walikota Surabaya, banyak memikat perhatian khalayak. Sebab, seiring dengan usianya, Walikota yang akrab disapa Cak Er ini memiliki wewenang untuk mengeluarkan beleid strategis.
Salah satu wewenangnya adalah, menetapkan dan memilih pejabat untuk mensukseskan visi dan misi Walikota. “Berdasar UU no. 10 tahun 2016, enam bulan terhitung sejak tanggal pelantikan Walikota berwenang luas melakukan penggantian pejabat dilingkungan pemkot Surabaya, termasuk mengisi 9 kepala OPD yang saat ini masih plt” cetus Reni Astuti, Wakil Ketua DPRD Yos Sudarso.
Terkait dengan penetapan atau mutasi jabatan di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya (Pemkos), melalui media ini Reni mengirim pesan penting kepada Cak Er.
Pesan penting itu ungkap wanita yang akrab disapa Bu Wali ini adalah, memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasinya, bukan karena senioritas, kekayaan, apalagi karena ambisi. “Istilah saya, meritokrasinya harus jelas, apalagi dimasa pandemi seperti ini butuh yang siap bekerja dengan hati” ujar politisi PKS itu.
Kalau dalam memilih, menetapkan, atau memutasi pejabat hanya berdasarkan plutokrasi, maka ungkapnya, asa Cak Er di massa Kampanyenya tidak akan tertunaikan.
“Walikota punya hak memililih tim untuk mendukung visi dan misi Walikota. Kalau salah memilih tim kerja. Maka, jangan harap misi dan visinya bisa terealisasi,” ulasnya.
Akan lebih parah lagi tutur Reni, kalau Walikota memilih para calon atau pejabatnya berdasarkan plutoktasi. “Pesan saya, jangan memilih yang berambisi jabatan, tugasnya berat. Lebih baik pilih yang berkarakter semangat melayani warga” tukasnya.
Ditanya, apa bu wali mengendus ada pejabat ambisi di Pemkos? Dengan menghela nafas, wanita berjilbab itu tersenyum “ Saya berharap, rentan waktu 6 bulan, Walikota akan tahu, siapa saja yang layak dipercaya untuk mengemban amanah,” pungkasnya.