RAJAWARTA : Sebagai langkah antisipasi dan proteksi ketika terjadi bencana, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya getol menggelar latihan gabungan. Kali ini latihan digelar di halaman depan gedung pemkot, Jalan Jimerto Surabaya, Sabtu (30/11/2019). Latihan yang diikuti jajaran Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) serta BPB Linmas Kota Surabaya ini fokus pada penyelamatan korban ketika terjadi suatu bencana, khususnya di gedung bertingkat.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Surabaya, Dedik Irianto mengatakan, kegiatan latihan ini dalam rangka mengantisipasi dan sebagai langkah proteksi ketika terjadi suatu bencana. Baik bencana kebakaran, puting beliung ataupun gempa. “Tujuannya ini untuk menyamakan keterampilan para petugas dalam penggunaan alat-alat untuk evakuasi keselamatan korban,” kata Dedik saat ditemui di sela kegiatan latihan gabungan.
Latihan itu pun terlihat penuh semangat, meski cuaca dalam kondisi panas. Beberapa unit mobil PMK diturunkan kala itu, termasuk mobil jenis Bronto Skylift yang dilengkapi tabung seluncur untuk evakuasi korban dengan tinggi mencapai 55 meter. Setidaknya ada 19 anggota yang terlibat dalam kegiatan ini. Mereka merupakan petugas gabungan dari BPB Linmas dan jajaran PMK Surabaya.
Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi fokus utama dalam latihan kali ini. Seperti ketika akan melakukan evakuasi korban menggunakan tabung seluncur Bronto Skylift. Sebab, selama ini bayangan orang tabung seluncur hanya digunakan untuk meluncur saja. Namun, ada SOP (Standar Operasional Prosedur) yang harus dipatuhi sebelum menggunakan alat tersebut.
“Ketika menggunakan tabung seluncur, dilarang menggunakan cincin, sabuk atau sepatu high heels yang dapat menyebabkan kerusakan pada tabung seluncur tersebut. Termasuk posisi sikap itu juga menentukan keselamatan dari korban,” katanya.
Dedik menjelaskan, nantinya latihan juga bakal digelar di gedung-gedung bertingkat yang lain. Namun demikian, sementara ini pihaknya fokus membekali anggota dalam menyamakan irama pada penggunaan alat-alat evakuasi penyelamatan korban. “Setelah seluruh anggota terlatih, maka kita baru lakukan simulasi untuk evakuasinya. Dan latihan nanti bukan hanya di gedung pemkot, tapi juga di gedung-gedung tinggi yang lain,” ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya memastikan, bahwa selama ini jika tidak ada peristiwa kebakaran, petugas PMK juga rutin menggelar latihan. Hal ini sebagai langkah kesiapan dan proteksi jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran atau bencana yang membutuhkan evakuasi korban. Sehingga jika dibutuhkan, nantinya petugas sudah siap.
“Kalau tidak ada 65 (kebakaran) petugas kami juga setiap hari latihan, seperti tali temali atau evakuasi. Tapi yang kita utamakan adalah antisipasinya apabila terjadi maka kita sudah siapkan semua,” tegasnya.
Selain getol menggelar latihan gabungan, pihaknya juga mengaku rutin memberikan sosialisasi langsung ke masyarakat. Sosialiasi itu berupa imbauan-imbauan dan langkah yang harus diambil ketika terjadi suatu bencana. “Sosialisasi ke masyarakat itu juga gabungan, misal kalau terjadi gempa, puting beliung, apalagi ini kan menghadapi perubahan cuaca,” pungkasnya. (*)