SURABAYA-Partai Golkar Kota Surabaya berharap dalam Pemilukada mendatang terbangun koalisi besar untuk mengusung Walikota Surabaya Eri Cahyadi maju kedua kalinya. Hal ini dikemukakan setelah melihat proses rekapitulasi akhir pemilu legislatif oleh KPU Kota Surabaya.
Arif Fathoni Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya mengatakan, berkaca dalam hasil pemilihan Presiden yang baru saja selesai, ada pesan politik dari Masyarakat yang disalurkan melalui gerakan di tempat pemungutan suara yakni gotong royong antar partai dalam membangun negara dan keberlanjutan pembangunan
“Ini yang harus ditangkap oleh segenap parpol yang ada di Surabaya dalam menyongsong pemilukada November mendatang, ” ujarnya.
Toni menjelaskan, masyarakat tidak ingin ada hiruk pikuk berlebihan, bagi masyarakat yang penting kebutuhan dasar primer terpenuhi, akses pemerataan pembangunan di Surabaya dapat dinikmati, dan yang paling penting proses politik tidak melelahkan.
“Makanya sejak awal Ketika Golkar mengusung Mas Eri Cahyadi dalam pemilukada November mendatang, kita ingin tercipta gotong royong parpol di Surabaya untuk membangun kerangka Kerjasama besar mengusung Mas Eri, agar keberlanjutan pembangunan di Surabaya tidak terkendala, karena selama ini kerjasama sudah berjalan dengan baik, karena politik persatuan yang dijalankan oleh walikota, ” paparnya.
Ketika disinggung apakah PDIP akan setuju dengan gagasan ini, pria yang juga Ketua Komisi A DPRD Surabaya ini mengatakan, Eri Cahyadi lahir dari rahim PDI Perjuangan, maka semestinya induk partai Eri Cahyadi senang salah satu kader partainya diapresiasi partai lain dalam pemilukada November mendatang
“Itu urusan dapur Mas Eri, kami serahkan kepada beliau untuk melakukan upaya-upaya politik yang diperlukan, bahkan termasuk soal calon pendamping sekalipun kita berikan mandat penuh kepada beliau untuk menentukan, ” jelasnya.
Ketika disinggung apakah gagasan ini sudah disampaikan kepada partai politik yang ada di Surabaya, Toni mengatakan, selama ini komunikasi politik antar partai di Surabaya berjalan sangat cair dan penuh dengan kekeluargaan, bahkan dimasa Walikota Surabaya Eri Cahyadi ada kegiatan pertemuan ketua partai yang berlangsung secara reguler tiap satu bulan sekali untuk membahas bagaimana upaya-upaya peningkatan kualitas pengabdian kepada masyarakat Surabaya.
“Insya Allah diskursus soal koalisi gotong royong ini sudah pernah menjadi bahan diskusi saat itu, tinggal bagaimana meyakinkan DPP masing-masing partai, ujung dari gagasan ini sebenarnya adalah agar masyarakat Surabaya segera mendapatkan manfaat keberlanjutan pembangunan, tanpa hiruk pikuk politik berlebihan, ” tegasnya.
Ketika ditanya mengenai suara miring pengguna media sosial tentang kepemimpinan Eri Cahyadi-Armudji, Toni mengatakan, dalam era demokrasi hal yang biasa terjadi pro dan kontra tentang satu peristiwa, namun masyarakat harus mendapatkan gambaran utuh tentang proses jalannya kepemimpinan Walikota Surabaya Eri Cahyadi.
“Mas Eri dilantik dalam posisi keuangan Pemkot minus karena anggaran habis untuk penanganan pandemi, lalu 2022 masih tahap pemulihan ekonomi, baru APBD 2023 Mas Eri bisa melakukan penetrasi program andalannya, jadi efektif Mas Eri hanya bisa bekerja 1,5 tahun, dari masa pengabdian 3 tahun,” ungkapnya.
Namun yang lebih penting, lanjut Toni, Eri Cahyadi ini memiliki visi kedepan tentang bagaimana membangun Surabaya, keberanian dalam mengambil Keputusan dalam waktu singkat juga layak diapresiasi, bahwa ada kritikan karena kekurangan itu harus dilihat sebagai bentuk kecintaan masyarakat terhadap pemimpinnya, bukan malah sebaliknya.
“Masyarakat Surabaya Timur mengeluh tentang dikotomi pelayanan Kesehatan, langsung dijawab dengan Pembangunan Rumah Sakit Surabaya Timur, Revitalisasi Kawasan ampel yang dari dulu hanya jadi wacana, dimasa Mas Eri langsung terurai, bahwa masih ada kekurangan soal penanganan banjir, mudah-mudahan diperiode kedua mendatang, itu semua bisa segera dituntaskan, ” pungkasnya.