UMUM  

Hari Anak Nasional, PDIP Surabaya : Protokol Kesehatan Harus Diajarkan Sejak Dini

SURABAYA – Setiap tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional. PDI Perjuangan Kota Surabaya berharap, momentum ini menjadi pendorong bagi seluruh pemangku kepentingan untuk senantiasa memperhatikan perkembangan generasi penerus bangsa tersebut, di tengah pandemi Covid-19 yang masih berkecamuk.

”Selamat Hari Anak Nasional. Anak-anak adalah masa depan Kota Surabaya, masa depan Indonesia. Semuanya harus tetap semangat mengikuti pembelajaran jarak jauh, mengeksplorasi kreativitas di rumah, bermain dan berolahraga dengan gembira,” ujar Adi Sutarwijono, Ketua DPC PDIP Surabaya.

Adi mengatakan, ada lima poin penting untuk terus memastikan masa depan anak terjamin dengan baik, khususnya di Kota Surabaya.

Pertama, terus mempercepat vaksinasi anak. ”Kita mendukung penuh, saat ini vaksinasi pelajar terus dikebut di Surabaya, datanya sudah menjangkau puluhan ribu anak usia SD-SMP. Tentu ini perjuangan bersama untuk melindungi anak,” ujar Adi, yang juga Ketua DPRD Kota Surabaya.

Kedua, memperhatikan asupan gizi dan nutrisi bagi anak serta ibu hamil. Pandemi Covid-19, lanjut Adi, telah memukul perekonomian warga. Kendati ekonomi keluarga berkurang, jangan kemudian mengganggu pemenuhan asupan gizi dan nutrisi bagi anak serta ibu hamil.

Oleh karena itu, kata dia, PDI Perjuangan Kota Surabaya mendorong semua pihak memberi perhatian tentang asupan gizi dan nutrisi bagi anak dan ibu hamil.

”Kami mendukung bila Pemkot Surabaya memberi perhatian dengan mengalokasikan bantuan asupan gizi dan nutrisi bagi anak serta ibu hamil. Terutama, bagi keluarga yang belum masuk Program Keluarga Harapan (PKH). Sehingga ke depan anak-anak tumbuh menjadi generasi unggul, terhindar dari stunting,” papar Adi.

”Dalam pemberian bantuan gizi tersebut, Pemkot Surabaya bisa melibatkan UMKM, petani urban farming di Surabaya, maupun nelayan,” imbuh Adi yang juga Ketua DPRD Surabaya.

Ketiga, menjamin akses pembelajaran jarak jauh yang baik bagi anak. Adi mengakui, pembelajaran jarak jauh berpotensi mengurangi kualitas hasil belajar anak. Telah banyak riset yang menunjukkan hal tersebut.

”Terima kasih seluruh guru dan anak-anak Surabaya yang lebih dari setahun menjalankan pembelajaran jarak jauh. Terus semangat, terus berinovasi, agar kualitasnya tetap baik. Akses terkait kepemilikan gawai dan kuota internet ayo kita dukung bareng-bareng,” ujarnya.

Keempat, menumbuhkan solidaritas anak sejak dini. Pandemi COvid-19 menjadi momen yang tepat untuk mengobarkan jiwa empati dan solidaritas anak.

”Dinas terkait harus menggalang momentum solidaritas antar-anak, sehingga kelak mereka menjadi generasi yang welas asih dan peduli sesama. Misalnya, ketika ada anak harus kehilangan orang tua karena Covid-19, anak yang lain bersama-sama menguatkan dan menolong. Jalin komunikasi terbuka, saling berempati. Semua bisa dilakukan dengan memadukan daring dan luring,” ujarnya.

Kelima, PDI Perjuangan Surabaya berharap tentang protokol kesehatan diajarkan sejak dini kepada anak-anak. Bagaimana mencuci tangan dengan baik dan benar, memakai masker, pentingnya menjaga jarak, menghindari kerumunan dan tetap berada di rumah di masa pendemi Covid-19.

“Pengajaran bisa dilalui melalui keluarga, lingkungan masyarakat, dan melalui pelajaran sekolah. Anak-anak juga harus paham, apa itu pandemi Covid-19, apa bahayanya bagi manusia, bagaimana menjaga diri dengan baik melalui protokol kesehatan,” kata Adi.

“Sehingga anak-anak sekarang akan tumbuh menjadi generasi baru, yang betul-betul sadar akan pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri, keluarga dan lingkungan,” katanya.