RAJAWARTA : Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Surabaya yang digawangi Musyafak Rouf memutus komunikasi politik dengan salah satu Kandidat Bakal Calon Walikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana. Dan, atas dasar perintah para Ulama akhirnya PKB Surabaya mengalihkan perhatiannya ke Machfud Arifin (Mantan Kapolda Jatim).
“Sebenarnya komitmen dari awalnya Pak Whisnu ngajak kita bersama-sama. Pilkada selesai sebelum kompetisi,” cetus Musyafak Rouf saat ditemui rajawarta di Gedung DPRD Yos Sudarso Kota Surabaya (3/1/20).
Mendengar ajakan Whisnu tersebut Musyafak mengaku senang karena PDIP menghargai PKB. “Saya tanpa reserve, tanpa reserver kita langsung, Oke,” jelasnya.
Namun di tengah jalan tutur Musyafak, komunikasi politik jadi terputus karena nasib Whisnu Sakti Buana di Pilwali Surabaya terlihat tidak jelas.
“Tapi setelah Pak Whisnu tidak jadi ketua (PDIP kota Surabaya), kemudian nasibnya sekarang tidak jelas, ya sekarang nunggu apa,” cetus Cak Syafak bernada bercanda.
Dengan demikian akhirnya Masyafak memutuskan hubungan komunikasi dengan Whisnu setelah mencoba menghubungi Whisnu beberapa kali.
“Setelah Pak Whisnu tidak jadi ketua DPC saya hubungi tiga kali, tidak diangkat dan tidak ada respon. Biasanya kalau sibuk, nanti telpon kembali, itu tidak ada,” tukasnya.
Lebih jauh Cak Syafak mengaku dalam sebuah kesempatan dirinya pernah menanyakan langsung ke Whisnu. Namun, Whisnu menjawab dengan ketidakpastian. “Jangankan mikir sampean sama PKB, mikir diri sendiri saja tidak jelas,” kutip Cak Syafak menirukan ucapan Whisnu, kala itu.
Disinggung rencananya yang ingin mengedorse bakal calon lain, Machfud Arifin. Cak Syafak mengatakan, bahwa keinginan itu atas kehendak para Kyai NU.
“Ya saran dari para Kyai-Kyai, terutama dari Rois Am PBNU. Jadi itu, karena PKB lahir dari NU dulu. Nah kalau Kyainya sudah memberikan arahan kesitu ya kami samikna waatokna bahasa santrinya,” tambahnya. (@)
Berikut Pernyataan lengkap Musyafak Rouf yang terekam rajawarta :