RAJAWARTA : Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kembali melakukan pengecekan pengerukan saluran Wonorejo dan Kalibokor Surabaya, Kamis (13/8/2020). Ini dilakukan untuk mendorong agar proses pengerukan lumpur di kedua saluran itu bisa rampung lebih cepat.
Dalam tinjauannya kali ini, Wali Kota Risma juga didampingi beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Di antaranya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP), Erna Purnawati, Kepala Bappeko Surabaya, Eri Cahyadi, serta Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH), Anna Fajriatin.
Wali Kota Risma menilai, bahwa saluran di Wonorejo dan Kalibokor ini memiliki peranan penting untuk mencegah terjadinya banjir di beberapa kawasan Surabaya. Makanya, hari ini dia kembali terjun ke beberapa titik lokasi di kedua aliran saluran itu untuk memantau proses pengerukan.
“Nanti alat beratnya ditambah lagi agar pengerukan salurannya bisa lebih cepat selesai,” kata Wali Kota Risma saat memberikan instruksi kepada jajarannya di sela tinjauannya.
Selain meninjau titik lokasi di kedua aliran saluran tersebut, dalam tinjauannya itu, Wali Kota Risma juga sempat beberapa kali memberikan arahan langsung kepada jajarannya agar pekerjaan bisa lebih cepat. Makanya, beberapa Kepala OPD ikut mendampingi Wali Kota Risma agar setiap arahan yang diberikan bisa langsung dikerjakan.
Sementara itu, Kepala DPUBMP Kota Surabaya, Erna Purnawati mengungkapkan, Wali Kota Risma ingin agar ada percepatan untuk pengerukan saluran di Kalibokor dan Wonorejo. Sebab, jika nantinya pintu air petekan dapat difungsikan, maka air di Sungai Kalimas bisa dikendalikan.
“Jadi nanti kayak saluran Kalibokor itu yang biasanya irigasi, nanti bisa difungsikan drainase. Jadi alirannya dibalik bisa masuk ke Sungai Kalimas. Makanya pengerukan-nya ini kita percepat,” kata Erna.
Nah, untuk mempercepat proses pengerukan di kedua saluran tersebut, Erna menyatakan, pihaknya menambah unit alat berat berupa long arm excavator beserta ponton di kedua lokasi itu. Untuk yang di Wonorejo, ada empat unit alat berat yang diletakkan di sana. Dengan rincian, tiga alat berat di kawasan Pondok Nirwana (Jalan Baruk Utara) dan satu alat berat di dekat jembatan Jalan Raya Kendalsari atau belakang IPH (Intan Permata Hati School).
“Kalau di Kalibokor itu juga ada empat alat beratnya. Kalau bisa yang Wonorejo itu maksimal tiga bulan selesai. Supaya (alat beratnya) bisa dipakai yang lainnya,” ungkap dia.
Menurutnya, pengerukan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir di beberapa kawasan Surabaya. Selain itu pula, upaya ini untuk mendukung sistem drainase yang bakal diterapkan di Sungai Kalimas.
“Kalau selama ini kan Sungai Kalimas mengaliri seperti ke saluran Kalibokor terus airnya dibagi-bagi. Nah, kalau nanti dibalik,” katanya.
Ketika pintu air petekan itu beroperasi, maka otomatis sistem drainase di Sungai Kalimas dapat difungsikan. Erna menyebut, jika selama ini Sungai Kalimas mengaliri beberapa saluran, nantinya beberapa saluran itu dapat mengaliri Sungai Kalimas jika airnya surut.
“Begitu pintu petekan sudah bisa dikondisikan, air laut kan sudah tidak bisa pasang karena ditutup pintu. Nanti itu kalau air Kalimas kosong (surut), air di Kalibokor bisa dibalik (dialirkan) ke situ (Kalimas),” pungkasnya. (*)