RADJAWARTA : Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak mengajak kepada para remaja di Jawa Timur untuk semakin memahami kesehatan reproduksi mereka sejak usia dini. Pasalnya, dengan pemahaman tersebut diharapkan para remaja mengerti betapa pentingnya soal kesehatan reproduksi.
“Dari sekarang harus paham, bukan hanya remaja putri sebagai calon ibu tapi juga remaja putra. Kita ingin mengenalkan apa itu kesehatan reproduksi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Emil, sapaan lekat Wagub Jatim saat menghadiri Talkshow Pertemuan Ilmiah Tahunan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Goes to School Tahun 2019 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (23/4).
Menurutnya, reproduksi bukan lagi hal tabu. Sehingga para remaja harus diberikan edukasi sedini mungkin tentang resiko bila ia melakukan seks pra nikah ataupun pernikahan dini. Apalagi usia remaja adalah fase seorang anak menuju dewasa, dimana mereka suka mencoba hal baru.
“Menjadi dewasa bukan sekedar menuntut hak, tapi menjalankan kewajiban. Tidak hanya sekedar dewasa tapi juga bertanggung jawab. Nilai tanggung jawab ini salah satunya bisa dibangun dengan edukasi semacam ini,” jelasnya.
Untuk itu, para remaja tidak hanya diberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi, tapi juga edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat, kesehatan jiwa, kesehatan intelegensia, sampai dengan nutrisi atau gizi yang baik.
“Gizi atau nutrisi yang baik ini erat kaitannya dengan stunting, karena mencegah stunting bisa dimulai dari kesehatan ibu, bawaan gizi sang ibu. Jadi calon ibu atau remaja putri harus dibekali dengan kesehatan yang baik sedini mungkin dan nutrisi yang cukup,” katanya.
Dengan menyiapkan ibu yang sehat, lanjutnya, menjadi bagian dari upaya membangun generasi penerus bangsa yang unggul. Bukan hanya menyiapkan pra kehamilan saja, tapi juga saat hamil, melahirkan dan pasca melahirkan. Untuk itu, Emil mengapresiasi langkah yang dilakukan POGI dalam memberikan sosialisasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi terhadap remaja.
“Jadi sosialisasi seperti ini sangat penting apalagi jumlah remaja adalah seperlima dari populasi, dan mereka adalah aset potensial sebagai generasi penerus bangsa,” katanya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Provinsi Jatim, Arumi Bachsin mengatakan, penyadaran tentang kesehatan reproduksi sejak dini sangat penting. Karena, persoalan tersebut erat kaitannya dengan pencegahan stunting. Dimana, penanganan stunting harus dimulai saat pra kehamilan terutama saat remaja.
“Dengan mengetahui kesehatan reproduksi sejak dini, sama dengan menyiapkan kehamilan dengan baik, karena masa remaja selain masa yang indah juga masa yang rentan. Di usia-usia ini rasa penasaran masih tinggi, jadi harus diisi dengan ilmu yang bermanfaat,” katanya.
Menurutnya, langkah preventif pencegahan stunting sejak dini bisa dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja, pemberian gizi yang cukup, pendidikan keterampilan hidup sehat, serta pembentukan konselor sebaya untuk membahas seputar perkembangan remaja.
Tidak hanya itu, TP PKK Provinsi Jatim melalui Pokja Empat juga memberikan langkah teknis dengan pemberian tablet penambah darah bagi remaja putri. Serta, terus mendorong program kesehatan remaja melalui puskesmas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) serta posyandu remaja.
“Semua langkah ini kami harapkan tidak hanya mampu mencegah stunting tapi juga menurunkan angka kematian ibu dan bayi,” katanya.