RAJAWARTA ; Kesulitan Lapangan untuk berlatih, empat atlet bakset peraih emas di PON XX 2021 mengadu ke Herlina Harsono Njoto politisi Partai Demokrat DPRD Yos Sudarso Kota Surabaya (19/10/2021).
Di ruang kerja Herlina, Grace Sondakh Pelatih Club Brawijaya berkisah tentang kesulitannya melatih puluhan atletnya. Sebab tuturnya, club yang dilatihnya tidak memiliki lapangan berlatih.
“Kebetulan di PON Papua tim basket Jawa Timur berhasil menyabet Medali Emas. Dan, tim basket itu diisi dari 4 atlet yang kami latih,” jelas Grace di ruang kerja Cece panggilan lain, Herlina.
Dia menjelaskan, sebelum Pandemi C19, para atlet club Brawijaya numpang berlatih di Kodam V Brawijaya. Namun, setelah Pandemi para atlet hasil berlatih berpindah-pindah.
“Kami benar-benar kesulitan lapangan. Ada lapangan, tapi sewanya mahal. 1 jam bisa sampai Rp 250 ribu. Sekali berlatih waktu yang kita butuhkan 4 jam. Dan, ini kita nggak mampu,” jelasnya.
Adelaide callista wongsohardjo salah satu atlet yang ikut wadul ke Herlina membenarkan pernyataan Grace Sondakh. Menurutnya, kurangnya lapangan Basket akan menjadi kendala tumbuh kembang atlet Basket di Surabaya. “Kalau pun ada sewanya mahal,” ujarnya.
Jadi lanjutnya, karena Club yang dilatih
Grace Sondakh tidak memiliki lapangan, akhirnya selama Pandemi tidak latihan. Menjelang PON XX Papua dirinya dan teman-temannya baru berlatih offline di Unesa.
“Pas Pandemi kan nggak ada lapangan kan. Yowes kita off sih. Latihannya dek rumah. PON kan latihannya sempat online. Terus akhirnya KONI memutuskan untuk latihan di UNESA,” jelasnya.
Atas kendala tersebut diatas, Adelaide berharap, Pemerintah ikut hadir dalam kesulitan lapangan yang sedang dihadapi atlet Basket di Surabaya.
“Sebenarnya bukan hanya club Brawijaya saja, tapi untuk semua club di Surabaya bisa dibina. Basket itu terkenalnya di Jatim. Akhir-akhir ini kayak nurun gitu. Nggak ada bibit-bibitnya, pembinaannya kurang,” tukasnya.
Menanggapi keluhan dari ke empat atlet basket peraih emas di bawah naungan club Brawijaya, Herlina mengatakan, akan mengambil langkah-langkah yang berpihak pada kepentingan atlet Basket.
“Saya akan mengkomunikasikan persoalan ini dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya,” cetusnya.
Sebab tuturnya, Jawa Timur khususnya Surabaya memiliki atlet-atlet yang berpotensi, sekalipun itu dari club yang kecil. Terbukti yang hadir ini (club Brawijaya) tidak punya lapangan sendiri. Bahkan selama pandemi harus berlatih secara online. “Tapi setelah mereka pertanding PON mampu membawa emas untuk Jatim,” ujarnya.
Kedapannya lanjut Herlina, dirinya akan mendorong Pemerintah Kota Surabaya (PEMKOS) memfasilitasi para atlet supaya mereka-mereka ini (atlet) bisa tetap berlatih di tempat yang baik dan layak.
“Ini tidak hanya untuk atlet ini saja, untuk untuk atlet yang lain. Kalau para atlet tidak terfasilitasi dengan baik. Jadi ingin memfasilitasi para atlet agar bisa tumbuh bibit-bibit baru, dan bisa berprestasi,” pungkasnya.