RAJAWARTA ; Bisakah peribahasa yang mengatakan “Habis Manis sepah Dibuang” disematkan ke Eri Cahyadi Walikota Sorbejeh. Sebab beberapa indikator dari sikap Walikota yang Akrab disapa Cak Wali ‘melipir’ ke peribahasa tersebut diatas.
Salah satunya PCNU Kota Sorbejeh, dimana saat Pilwali, Ormas Nadhiyin itu bekerja keras untuk memenangkan Eri, tapi setelah berhasil terpilih jadi Walikota, justru Eri memutus silaturrahmi dengan PCNU yang saat ini dipimpin Masduki Toha.
Hal yang sama juga dirasakan Ormas Pemuda Pancasila Kota Sorbejeh. Beberapa waktu lalu, Salah satu kader PP di level Kelurahan juga menyampaikan rasa kecewanya terhadap sikap Eri Cahyadi.
“Kita (PP) sekarang tidak pernah diundang dalam acara-acara yang digelar Pak Erik. Misalnya acara buka bersama, halal bi halal. Padahal dulu waktu kampanye Kader PP selalu mengawal ketat,” ujarnya.
Benarkah pengakuan Kader PP tersebut? Media ini mengkonfirmasi Haries Purwoko, Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kota Sorbejeh.
“Hehehehe… Iyalah,” cetus Haries Purwoko menjawab pertanyaan media ini, Teman-teman (PP) di bawah merasakan hal yang sama (ditinggal) Eri Cahyadi. Benarkah pendapat teman-teman PP yang dulu bekerja mati-matian untuk memenangkan Eri, tapi belakangan ditinggal oleh Eric?
Setelah memberikan jawaban singkat. Haries kemudian menyampaikan pernyataan susulan. Menurutnya, tidak hanya PCNU yang ditinggal Eri Cahyadi, tapi dirinya yakin masih ada sejumlah ormas yang diputus hubungan silaturrahminya oleh mantan Kepala Bappeko di masa Pemerintahan Tri Rismaharini.
“Kayaknya bukan PCNU Surabaya ajalah dan bukan ormas PP saja, pelaku usaha HIPMI Surabaya pun (juga ditinggal),” tukas Haries seraya menyudahi interview. (red)