RAJAWARTA : Ketidakharmonisan Hubungan Eri Cahyadi Walikota Sorbejeh dan PCNU dinilai akan merugikan Eri Cahyadi di Pentas Pilwali yang akan datang. Sebab Jamaah Nadhiyin yang bernaung di NU, merupakan Giant Killer bagi calon pemimpin yang mau bertarung merebut Kursi L1.
“Jamaah NU itu Pembunuh Raksana (Giant Killer),” cetus Surokim Pakar Politik Universitas Trunojo Madura dalam menyikapi renggangnya hubungan Eri Cahyadi dan PCNU.
Menyikapi ketidakhadiran Eri Cahyadi di sejumlah acara NU. Surokim sangat menyanyang. Sebab sebagai pemimpin, Walikota tidak boleh memilah dan memilih dalam menghadiri sebuah acara. “Dalam hal ini, saya melihat Walikota kurang Tawaduk,” ulasnya.
Surokim kemudian menjelaskan, seharusnya, Walikota memperhatikan semua undangan dari berbagai pihak, dan tidak kalah pentingnya Walikota tidak boleh mewakilkan disetiap acara besar NU.
“Kita semua tahu, Jamaah Nadhiyin dengan representasi NU, itu kan termasuk golongan masyarakat yang penting untuk diperhatikan. Sehingga di beberapa acara penting mestinya tidak perlu diwakilkan, sebagai hormat dan tawaduk pimpinan kepada Jam’iyah NU,” ucapnya.
Sebenarnya ungkap Surokim, terkait dengan tawaduk dan hormat kepada kelompok masyarakat, termasuk ke NU, Walikota sudah sangat memahami.
“Mas Eri itu sebenarnya orang yang religius, paham hal-hal seperti itu. Jadi ketidakhadirannya itu, mesti ada sesuatu yang terjadi relasi Walikota dan NU, kan gitu,” ungkapnya.
Surokim sangat memaklumi, Walikota memiliki kesibukan yang luar biasa, namun terkhusus acara-acara seperti NU seharusnya Walikota berikhtiar untuk hadir. “Masak sih, dalam setahun tidak bisa hadir sekali atau dua kali. Iya kan,” ujarnya.
Sebagai pengamat yang tugasnya hanya bisa melihat dari jauh, dan Ketika mendengar bahwa Walikota tidak pernah menghadiri acara-acara NU. Surokim menilai sangat tidak wajar.
“Kalau kita sih memandangnya nggak lazim, karena acara NU itu penting untuk tidak dilewatkan oleh pejabat publik,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Surokim mewanti-wanti Walikota agar segera memperbaiki atau bahkan memperbaruhi hubungannya dengan NU. Jangan sampai ketidakharmonisan Walikota dan NU diketahui publik secara masih.
“Kalau itu diketahui publik, meski akan menimbulkan ketersinggungan. Kalau publik (nadhiyin) tersinggung akan berpengaruh terhadap elektabilitas,” ujarnya.
Diakhir pernyataannya Surokim berharap, Walikota segera bersilaturrahmi dengan PCNU Kota Sorbejeh. “Menurut saya perlu silaturrahim untuk mengantisipasi opini yang liar terhadap bilau. Partai-Partai saja dikunjungi oleh beliau, masak ormas penting (NU) tidak dikunjungi,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua PCNU Masduki Toha ketika dikorfimasi media ini membenarkan ketidakhadiran walikota diacara-acara besar NU.
Dalam keterangannya, Masduki Toha mengaku tidak berani menghakimi, Hubungan antara Walikota Sorbrjeh dengan PCNU tidak harmonis, namun pria yang akrab disapa Gus Toha itu hanya menyampaikan fakta bahwa selama kurang lebih setahun belakangan ini, dalam setiap acara besar NU, Walikota tidak pernah hadir.
“Dulu waktu saya jadi sekretaris, Walikota Itu (Eri Cahyadi) bagian dari pengurus, ya kita undang terus, ya kita maklumlah beliau Walikota, sibuk. Tapi dalam acara-acara khusus (Acara NU) tetap kita undang dan Alhamdulillah beliau tidak pernah hadir,” kisah Gus Toha beberapa waktu lalu