Terkurung Sepanjang Hari, Warga Disabilitas Tak Lagi Dapat Bantuan Permakanan

RAJAWARTA : Pemanfaatan APBD 2023 Kota Surabaya untuk Pemenuhan Kebutuhan Sosial berkelanjutan, ternyata masih diperlukan evaluasi secara menyeluruh. Sebab, di beberapa tempat, masih ditemukan warga yang belum tersentuh APBD, utamanya yang terkait dengan tema APBD 2023.

Terbaru, Reni Astuti Wakil Ketua DPRD Yos Sudarso Kota Surabaya menemukan fakta mengejutkan. Bagaimana tidak? Seorang warga yang diketahui bernama Yasyahidi ‘terkurung’ di rumahnya sepanjang hari tanpa bantuan permakanan.

Bu Wali lalu menjelaskan, berdasarkan keterangan warga atau tetangganya. Yasyahidi hanya tinggal berdua bersama adiknya. “Dia disabilitas. Hidupnya hanya berdua dengan adiknya yang masih sekolah,” jelasnya (24/1/2023).

Karena Disabilitas tuturnya, Warga Kelurahan dan Kecamatan Tambaksari ini sangat membutuhkan perhatian Pemkos. “Tahun lalu kan dapat perbantuan permakanan, tapi tahun ini tidak dapat. Maka menurut saya Yasyahidi ini sangat perlu mendapat perhatian,” ujarnya.

Reni Astuti di ruang kerjanya

Apalagi ungkapnya, ketika adiknya berangkat sekolah. Yasyahidi yang diketahui berusia 18 tahun, harus tinggal seorang dirinya dirumahnya. “Ketika adiknya berangkat sekolah, dia sendirinya di rumah, dan pintunya dikunci. Kalau tidak dikunci, dikhawatirkan keluar rumah,” ulasnya.

Dalam keterangannya, Bu Wali mengungkapkan, terputusnya bantuan permakanan Yasyahidi sudah disampaikan ke pihak Kecamatan. “Sudah saya sampaikan ke Kecamatan,” cetusnya.

Dia menerangkan, contoh kasus Yasyahidi ini harus menjadi bahan evaluasi bagi Pemkos dalam mendistribusikan bantuan permakanan. Sebab, disana-sani masih ditemukan warga yang terputus, bahkan belum mendapatkan bantuan permakanan.

“Karena memang terputusnya bantuan permakanan ini, tidak hanya pada disabilitas. Tapi ada juga warga dalam kondisi lansia, baik yang terpasang stiker ataupun yang belum terpasang stiker,” ujarnya.

Kembali ke kasus Yasyahidi tuturnya, khusus kasus yang menimpa Yasyahidi (terputus bantuan permakanan), pihak Pemkos yakni Dinsos harus mempertimbangkan intervensi lain. “Apakah Yasyahidi hanya perlu diintervensi dengan permakanan atau program yang lain,” ujarnya.

Karena menurutnya, penyandang disabilitas seperti Yasyahidi masih masih intervensi pogram yang lain. “Pun permakanan sudah terbantu. Saya minta Dinsos datang lagi situ (rumahnya) untuk melihat lebih teliti atas kondisi Tasyahidi,” jelasnya.

Bu Wali kembali menekan, terkait dengan data permakanan, Dinsos harus lebih bekerja keras agar Warga Surabaya yang membutuhkan bantuan permakanan tidak ada yang terlewatkan. “Ayo turun, ayo turun … ayo turun, lihat warganya,” pungkasnya.