RAJAWARTA : Eri Cahyadi Walikota Surabaya, meminta Dinas yang menangani reklame untuk menindaktegas reklame-reklame yang tidak mematuhi aturan. Sebab, di Surabaya diduga masih banyak reklame bodong yang bertebaran di titik-titik tertentu.
Tidak hanya reklame bodong. Diduga ada beberapa pengusaha ‘nakal’ yang memperlakukan pohon (menghalangi reklame) tidak semestinya. Akibatnya, banyak pohon di Surabaya jadi ‘bonsai’ karena dikepras atau dipotong secara ilegal.
Saat dimintai keterangan rajawarta, awalnya Walikota tidak mau menjawab pertanyaan rajawarta. Walikota meminta media ini untuk mengkonfirmasi ke Dinas yang membidangi reklame.
“Ke Walikota kok tanya reklame, ke Dinasnya saja,” cetus Walikota (9/11/2022).
Namun setelah disuguhi pertanyaan berulang kali Walikota besutan PDIP itu mau memberikan tanggapannya.
Dia menegaskan, Dinas yang menangani reklame harus peka terhadap setiap pelanggaran, utamanya yang terkait dengan pemotongan atau perantingan pohon. “Dinasnya yang tahu,” ujarnya singkat, saat disuguhi pertanyaan, bagaimana sikap Walikota melihat perantingan pohon secara ilegal.
Kemudian Cak Wali panggilan lain Walikota menegaskan, bahwa setiap pelanggaran yang dilakukan pengusaha reklame harus ditindaklanjuti sesuai prosedur. “Insyaallah harus sesuai dengan aturan,” katanya, bernada tegas.
Cak Wali yang pernah menjabat Kadis Cipta Karya itu, mendesak Dinas terkait memberi sanksi tegas terhadap setiap pelanggaran. “Yang tidak sesuai dengan ijin, harus diselesaikan, dieksekusi,” ujar Cak Wali, bernada perintah.
Sementara Mahfudz Politisi PKB DPRD Yos Sudarso Kota Surabaya tidak mau berkomentar banyak saat dimintai tanggapan terkait dengan pernyataan Walikota.
Menurutnya, saat ini dirinya hanya berhadap ada tindakan tegas, buka retorika. Dengan tegas Sekretaris Komisi B itu meminta Pemkos untuk memotong reklame yang terbukti melanggar.
Sebab ungkapnya, pelanggaran yang terjadi di dunia reklame sudah terlalu banyak dan terlalu lama. Contohnya, banyak pengusaha reklame yang diduga membonsai pohon yang menghalangi reklame
“Saya setuju, reklame yang membonsai pohon harus dipotong, saya tunggu janji walikota yang katanya mau mengeksekusi reklame nakal itu,” pungkasnya.
Keterangan Foto : Salah satu contoh, Nasib pohon yang tidak bisa tumbuh normal di Surabaya.