RAJAWARTA : Insiden membuang draft anggaran milik Diskominfo Pemkot Surabaya di Komisi B DPRD Yos Sudarso, Kota Surabaya yang diduga dilakukan Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Alfian Limardi ST beberapa waktu lalu sempat menjadi buah bibir warga Surabaya.
Terkait dengan insiden tersebut, di ruang Fraksi PSI, Alfian menjelaskan penyebab dirinya membanting draft anggaran ke meja dan kemudian jatuh ke lantai, karena angka-angka yang tertulis di dalam draft terlihat aneh. “Berarti emosi itu berawal dari angka-angka,” cetus Alfian seraya tertawa lepas. (7/11/2019).
Alfian mengaku, pihak Diskominfo sempat kelabakan ketika diminta untuk menjelaskan tentang angka-angka yang ada di dalam draft. “Kan ada tulisan (dalam draft) kolom 6 jumlah itu, 3 dikali 5. Loh, kok loncat gini angkanya. Waktu saya tanya beliaunya juga kaget-kaget juga,” ucapnya, sambil menyantap buah salak di meja kerjanya.
Menurutnya, kejadian pelemparan draft tersebut terjadi begitu cepat, sehingga dia tidak bisa menceritakan secara detil peristiwa yang menurutnya peristawa santoi. “Saya bagian itu tidak ingat, ya,” jawab Alfian ketika ditanya apakah dalam hearing itu Kadiskominfo mengatakan nanti pertanyaannya (Alfian) akan dijawab stafnya.
Yang diingat setelah peristiwa itu, Alfian keluar sebentar ke toilet, ketika kembali ke ruang rapat lalu mereka (Diskominfo) menjelaskan bahwa angka yang tertera di dalam draft itu sudah termasuk PPN. “Pak itu ada PPN-nya 10%,” ucapnya, mengutip penjelasan Diskominfo.
Menanggapi penjelasan Diskominfo tersebut, lalu Alfian memberondong pertanyaan lanjutan. “Loh kalau memang ada PPN-nya 10%, coba lihat dikolomnya ( dalam draft). Keterangan di kolomnya kan 6=3×5, kan nggak ada tulisan PPN,” ujarnya.
Benarkah sikap anda membuang draft tersebut? Alfian lalu mengungkapkan, bahwa tidakannya itu merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai anggota dewan. “Saya melihat bahwa disini saya punya tanggung jawab untuk menjaga uang rakyat. Pada saat itu saya merasa benar untuk menanyakan,” jelasnya.
Berarti dalam insiden ini tidak perlu ada yang meminta maaf? Tanya media ini. Sambil menerawang ke atas dan menarik nafas panjang Alfian mengatakan, tidak perlu. “Eeeee…!!! Kalau meminta maaf, ya nanti kita ngopi barenglah. Biar kita nggak gagal paham,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Diskominfo Pemkot Surabaya M Fikser berkisah kepada sejumlah media atas peristiwa yang tidak pernah disangka-sangka oleh dirinya.
Ia mengatakan bahwa, dirinya sempat kaget, apa yang dilakukan oleh Alfian. Karena menurutnya selama ini pembuangan Draff belum pernah terjadi di DPRD Surabaya.
“Saya sempat kaget, saat Alfian membuang draff itu sampai jatuh kelantai, saya juga bingung, karena diawal pak Alfian bertanya soal anggaran kegiatan, lalu saya jawab nanti akan dijelaskan staf saya. Tapi tiba-tiba draft dibuang kelantai”, jelasnya, terlansir di surabayanewsweek.
Saat itu, lanjut Fikser, dirinya sempat bersitegang dengan anggota komisi B dari fraksi Solideritas Indonesia. “Pak Alfian berdiri sambil membuang draft. Ya saya berdiri juga dan bilang, kamu yang ambil atau saya yang naik meja,” tandasnya.
Tak lama kemudian rapat langsung ditutup oleh Ketua Komisi B dan meminta semua kamera tak merekam kejadian itu. “Bu Lut ( Luthfiyah – Red ) langsung ketok palu dan menutup. Terus Alfian keluar pamit ke kamar kecil. Saya temui lagi di luar ruangan, tapi tak ada kata permintaan maaf,” pungkasnya. (ham+)