RAJAWARTA : Kesabaran Walikota Surabaya Eri Cahyadi dalam meneladani bawahannya melalui istruksi perlu mendapat acungan jempol. Teladan Walikota itu, terlihat dalam instruksinya ke bawahannya terkait penanganan covid-19.
Walikota meminta para petugas lapangan tidak mengedepankan marah dan emosi dalam penegakan prokes terhadap warganya.
“Maka saya sampaikan, jangan pernah (mengingatkan) pakai marah dan emosi. Karena bagaimana pun, itu wargaku. Warga Kota Surabaya yang butuh makan dan ekonominya gerak. Saya kembalikan ke warga. Tolong dijogo (dijaga) dengan pakai masker,” jelasnya, seperti yang terlansir di cakrawalanews (22/9/2021).
Pesan Walikota Surabaya ini banyak mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Sidik warga Ketintang tatkala mendengar kabar bahwa petugas lapangan tidak boleh marah dan emosi dalam menyelesaikan persoalan di lapangan.
“Ini baru pemimpin. Persoalan apapun bisa diselesaikan. Marah tidak bisa menyelesaikan masalah. Semoga pemimpin seperti Pak Eri tetap sehat dan sukses,” tukas Sidik pedagang bakso keliling di kawasan Ketintang.
Jauh sebelum pernyataan Walikota Surabaya Eri Cahyadi yang meminta bawahannya tidak menggunakan marah dan emosi dalam menangani persoalan.
Di Gelora 10 Nopember alias Stadion Tambaksari, Walikota terlihat tidak bisa menahan emosinya ketika melihat kerumunan warga yang sedang antri vaksin.
“Ayo naik ke atas, jangan berkerumun di situ saja,” teriak Eri sambil menunjuk peserta di area tribun sisi barat, Rabu (7/7/2021) dikutip dari detiknews.
Berikutnya dengan nada tinggi Eri mengatakan “Saya hitung sampai tiga, kalau ga saya bubarin yang di sini (Tribun sisi barat),” bentaknya terlansir di detiknews.
Dalam berita itu diterangkan, mendengar Walikota marah, dalam hitungan pertama Warga yang berkerumun langsung tertib. Dan, acara berlangsung aman dan lancar.
Foto : Eri Cahyadi Walikota Surabaya (detikcom)