RAJAWARTA : Masyarakat tiga desa di kawasan utara Kabupaten Sidoarjo mengawali tahun baru 2020 dengan perasaan was-was, karena adanya kekhawatiran banjir yang akan menggenangi rumah mereka. Tiga desa tersebut tersebar di tiga kecamatan, meliputi desa Wage Kecamatan Taman, desa Bangah Kecamatan Gedangan dan desa Bohan Kecamatan Sukodono.
Tahun kemarin, meskipun hujan turun dengan intensitas yang cukup tinggi aliran sungai di kawasan tiga desa tersebut mudah mengalir dan cepat surut. Namun tahun ini sejak hujan yang turun terakhir pada, Minggu (29/12) dengan intensitas yang rendah, hingga kini air di sungai tidak juga surut dan ketinggiannya sudah setara dengan jalan dan pelataran rumah penduduk.
“Sudah tiga hari ini tidak hujan, tapi air di sungai belum juga surut. Kami khawatir satu kali hujan turun, mungkin sungai meluap dan banjir akan menggenangi permukiman kami,” kata M Khoirul Rijal salah satu warga Desa Wage, Kecamatan Taman, Sidoarjo, Rabu (1/1).
Rijal menerangkan, penyebap utama tidak menurunnya debit air pada aliran sungai, karena banyaknya tanaman enceng gondok pada sungai di wilayah selatan Desa Wage dan Bohar. Tanaman tersebut selama ini tidak mendapatkan sentuhan sama sekali dari pemerintah kabupaten untuk dilakukan pembersihan. Dibutuhkan alat berat untuk membersihkan enceng gondok itu agar cepat bersih dan pembersihannya tidak cukup hanya menggunakan tenaga manusia.
Selain itu, adanya satu peternakan sapi di Desa Wage yang membuang kotoran ternaknya ke sungai menambah parah beban sungai. “Kami memohon pemerintah desa dan Pemkab Sidoarjo agar perhatian terhadap permasalahan ini. Karena akibat perilaku sebagian warga, akibatnya masyarakat banyak yang harus menanggung bebannya,” ujarnya.
Lebih lanjut Rijal menambahkan, minimnya kawasan resapan di tiga desa tersebut juga membuat genangan air tidak segera surut. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan adanya pembangunan kawasan pergudangan di desa Bohar yang tidak diimbangi dengan fasilitas irigasi yang memadai, membuat semakin parah masalah yang ada.
“Kami sebenarnya toleran dengan pembangunan gudang di sisi selatan desa, tapi ya kami mohon Pemda Sidoarjo atau pengelola gudang membuatkan pompa air sebagai soluli mengatasi banjir. Kanyak di Kota Surabaya gitu lho,” ujarnya.
Simak juga kondisi salah satu desa di Sidoarjo yang terancam Banjir :