Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Surabaya membuat terobosan baru untuk mengendalikan dan menstabilkan harga di pasar Surabaya. Terbaru, Pemkot Surabaya bersama TPID dan dibantu semua stakeholder membuat Warung TPID di pasar-pasar Surabaya.
Direktur Utama PD Pasar Surya Agus Priyo mengatakan Pemkot Surabaya melalui TPID terus berupaya menekan inflasi. Selain melakukan operasi pasar yang secara berkala digelar di pasar-pasar tradisional, TPID juga telah membuka gerai beras yang dinamai Warung TPID itu
Warung TPID ini akan dibuka di lima pasar tradisional di Kota Pahlawan. Adapun pasar-pasar tersebut yakni Pasar Wonokromo, Pasar Pucang Anom, Pasar Genteng Baru dan Pasar Tambahrejo. Empat pasar ini berada dalam pengelolaan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya. Sedangkan satu pasar lagi adalah pasar swasta.
“Ini adalah salah satu upaya dari Pemkot Surabaya untuk menekan atau mengendalikan inflasi, khususnya untuk komoditi beras. Di lima pasar ini didirikan Warung TPID,” ungkap Agus Priyo
Ia menjelaskan Warung TPID lebih difungsikan sebagai stokist. Yaitu, gerai yang menyediakan komoditi tertentu (beras). Sedangkan untuk ketersediaan komoditinya, TPID berkolaborasi dengan Bulog.
Menurutnya, dengan langkah tersebut, TPID Pemkot Surabaya bisa melakukan intervensi terhadap kenaikan harga atau kelangkaan komoditi. “Sebab, Warung TPID ini bisa mendistribusikan komoditi beras dari Bulog itu dari gerai kepada pedagang di pasar atau langsung ke masyarakat,” terangnya.
Lebih detil ia mencontohkan Warung TPID ini tetap akan mendistribusikan beras tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Sehingga, harga beras ditargetkan untuk terus stabil dan tidak ada lonjakan harga.
Selain itu, harga beras juga akan dipampang di layar monitor harga bahan pokok yang dipasang di pintu masuk pasar. Tujuannya adalah pembeli akan mengetahui harga rata-rata beras. (*)