Penulis : Ricky Maulana
RAJAWARTA : Kematian gajah bernama Dumbo satwa milik Kebun Binatang Surabaya beberapa hari lalu menjadi perhatian publik termasuk pimpinan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surabaya. Senin, (20/12/2021).
Sebabnya satwa ini termasuk hewan langka yang jumlahnya kurang dari 800 ekor di alam. Meski sudah ditangkarkan, hewan ini tidak boleh dimanfaatkan untuk apapun dan harus tetap kembali ke kawasan konservasi.
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, A Hermas Thony menyampaikan, merasa sangat prihatin dengan kematian seekor gajah yang diberi nama Dumbo oleh Tri Rismaharini yang dulu menjabat menjadi Walikota Surabaya, apalagi Dumbo ini masuk golongan hewan langka.
Simak berita visual : ‘Terperdaya’ BCA Finance, Seorang Kreditur Mengadu ke Dewan
“Di dalam perlakuan binatang appendix I itu tidak bisa disamakan dengan binatang-binatang lain. Jangankan sakitnya, memindahkannya saja harus ijin Presiden,” ucap Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya ditemui di ruangannya.
Anggota fraksi partai Gerinda ini menjelaskan, harus ada keistimewaan hewan yang termasuk di golongan appendix I.
“Ketika ada hewan appendix I sakit, suatu etika bagaimana pemeliharaan binatang itu dilakukan. Harus ada laporan dan kemudian ini tidak dilakukan,” ucapnya.
Ia juga menambahkan, bahwa menurut informasi yang beredar dengan kematian gajah berumur 2,5 tahun ini tidak dilaporkan matipun juga tidak ada laporannya dan pada saat BKSDA melakukan peninjauan tidak disampaikan.
“Artinya ada unsur kesengajaan dari menejemen untuk menutupi sebuah sakitnya Dumbo yang kemudian berujung kepada kematian,” imbuhnya.
Ia mengatakan, dengan kematian seekor gajah ini adalah kesalahan yang sangat fatal, ia sebagai pihak yang ada di dewan sudah mengingatkan kepada Walikota mana kala ada perpanjangan direksi kala itu. Sebab yang menduduki jabatan tersebut tidak memiliki latar belakang tentang pemahaman konservasi bintang.
“Saya sempat meragukan dan kejadian ini sebetulnya saya tidak kaget. Karena kita sudah tahu persis ada stigma yang mengatakan ketika segala sesuatu tidak diserahkan kepada ahlinya, maka tunggu saja kehancurannya,” imbuhnya.
Kendati demikian, pihaknya berharap kepada Pemkos untuk memberikan perhatian lebih terhadap KBS, serta membenahi manajemen KBS yang dinilainya kurang lengkap.
“Kami hanya minta kepada Wali Kota punya atensi besar terhadap KBS, dan melakukan pembenahan terhadap manajemennya, mulai direkturnya sampai ke bawah untuk dilengkapi,” pungkas Thony yang juga Sekretaris DPC Partai Gerindra Surabaya.