RADJAWARTA : Santri Pondok Pesantren Internasional Sains dan Teknologi (INSAT) Muhammadiyah Banyuwangi, Jawa Timur mampu membuat robot mobil pemadam kebakaran.
Usia santri pencipta robot ini berkisar antara 11-13 tahun. Namun, bocah-bocah ini dengan cekatan mampu merakit robot yang bisa memadamkan api.
“Atas keprihatinan itu yang kemudian memunculkan ide dari anak-anak ini untuk membuat robot yang bisa menggantikan peran dan tugas-tugas yang dilakukan petugas pemadam kebakaran, apalagi jika kondisi lokasi tidak memungkinkan,” ucap Ajuslan Kerubun, Direktur Pondok Pesantren INSAT Muhammadiyah Banyuwangi (12/5).
Dia menjelaskan, untuk membuat 1 unit robot mobil pemadam kebakaran membutuhkan waktu sekitar 2 bulan. 1 robot mobil dikerjakan oleh satu tim yang beranggotakan 5 orang santri. Tiap-tiap langkah ditempuh oleh masing-masing anggota tim, bahkan desain dan fungsi-fungsi perintah mereka lakukan dengan aplikasi komputer layaknya sebuah game.
“Biaya yang dikeluarkan untuk dua robot yang sudah selesai ini sekitar Rp 7 juta. Bahan-bahannya ada yang dibeli, ada juga yang dibuat sendiri dari bahan-bahan bekas. Sehingga bisa lebih menghemat biaya,” tutur Bima Hatta, salah anggota tim yang juga siswa kelas VIII Pondok Pesantren INSAT Muhammadiyah Banyuwangi.
Ajuslan menambahkan, hal seperti ini merupakan salah satu pemberian materi pengetahuan dan teknologi untuk santri di Ponpes. Selain itu agar anak Indonesia khususnya yang di Pondok Pesantren bisa mengenal teknologi.
“Karena saat ini, orang masih menganggap anak-anak santri di Pondok Pesantren hanya mengaji dan membaca kitab saja,” jelasnya. (sbr/pp/muh)