RAJAWARTA : “Pak Eri gimana? Katanya dulu mau mensejahterakan tenaga Kesehatan, mensejahterakan guru, pokoknya semua warga Surabaya mau disejahterakan. Ini urusan Jaspel saja nggak selesai, apanya yang sejahtera,” tukas Machfudz memgungkapkan rasa kecewanya (6/3/23).
Salah satu anggota Fraksi PKB DPRD Yos Sudarso ini lalu menjelaskan, beberapa waktu lalu dirinya memantau kinerja Tenaga kesehatan di beberapa Puskesmas. Namun tanpa diduga dirinya mendapat keluhan dari beberapa tenaga kesehatan.
“Sekitar seminggu lalu, saya keliling Puskesmas, ternyata beberapa tenaga kesehatan ini mengeluhkan jasa pelayanan (Jaspel) nunggak hingga dua bulan,” jelasnya.
Seharusnya ungkapnya, apapun yang terkait dengan tenaga kesehatan harus menjadi skala prioritas Pemerintah Kota Surabaya (Pemkos). “Alangkah naifnya, bahwa memang tenaga kesehatan ini jadi garda terdapan untuk melayani warga Surabaya, tapi hak-haknya tidak diberikan. Salah satunya Jaspel,” jelasnya.
Dalam istilah lain tuturnya, bahasa nunggak Jaspel tenaga kesehatan indentik dengan dihutang. “Sedangkan mereka kalau hutang ke bank kan kena bunga, tapi hutangnya Pemkos ke Tenaga Kesehatan tanpa bunga,” ujarnya bernada canda.
Machfudz sendiri mengaku tidak tahu kenapa Jaspel tenaga kesehatan belum dibayar hingga dua bulan. Tapi dia memperkirakan, nunggaknya pembayaran jaspel ini karena ada aturan di Pemkos yang berubah. “Kemungkinannya ada regulasi yang dirubah, sehingga Pemkos belum berani menurunkan jaspel itu,” cetusnya.
Oleh karena itu tukasnya, Pemkos harus serius jika terkait dengan masalah tenaga kesehatan. “Kalau terus-terusan begini. Saya khawatir seluruh tenaga kesehatan mogok kerja. Kalau mogok kerja semua kan ruwet urusannya. Puskesmas semuanya mogok kerja gara-gara jaspelnya nggak turun. Ruwet kan,” pungkasnya.