RAJAWARTA : Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti menggelar jaring aspirasi masyarakat di wilayah Wonokromo pada Sabtu (15/10) malam. Kegiatan ini merupakan masa reses tahun keempat masa persidangan kesatu tahun 2022.
Dalam kesempatannya, Pimpinan DPRD itu menyebutkan bahwa masyarakat setempat sangat berharap potensi daerah di wilayahnya mampu meningkatkan taraf ekonomi warga sekitar, termasuk keberadaan Jembatan Sawunggaling di Wonokromo.
Menyikapi kebutuhan warga, Reni, sapaan akrab politisi PKS ini menekankan ke Pemerintah Kota Pemkot Surabaya (Pemkos) untuk dapat mengoptimalkan Jembatan Sawunggaling melalui kegiatan yang bisa menghidupkan aktivitas ekonomi penduduk.
“Saya mendorong agar Jembatan Sawunggaling ini bisa dioptimalkan supaya membawa dampak ekonomi untuk warga Wonokromo, setuju nopo mboten?” ucapnya diiringi sahut para peserta reses, “Setuju,” timpal warga kompak.
“Bagaimana dikelola, ditata sedemikian rupa agar bisa menarik ada orang datang kemudian di situ ada yang jualan, lumayan kalo misalkan setiap sabtu atau minggu atau ketika malam, ya. Pemandangannya juga bagus,” pungkasnya.
Jembatan Sawunggaling Wonokromo, sambung Reni, dibangun menggunakan dana APBD yang menelan biaya hingga Rp 39 miliar. Oleh karenanya dia pun turut memberi perhatian. Terlebih selama proses pembangunan warga Wonokromo merasakan langsung dampaknya.
Jembatan Sawunggaling merupakan lokasi yang menjadi salah satu ikon baru Kota Surabaya. Diresmikan pada 1 Maret 2021 lalu keberadaan jembatan yang menelan anggaran besar itu nyatanya belum dirasakan signifikan manfaatnya bagi peningkatan ekonomi warga sekitar.
Kilau lampu hias di jembatan ketika malam hari kian menambah suasana romantis dan indah untuk sekedar foto selfie. Meski begitu, lampu bangunan masih sering tampak padam dalam beberapa kesempatan. Sehingga kesan spesial ikon baru itu tidak begitu terasa.