RAJAWARTA : “Saya sungguh berharap kiranya di Kongres V PDI Perjuangan ini dapat dihasilkan keputusan yang terbaik bagi partai, bagi bangsa, dan bagi negara. Semakin mengukuhkan PDI Perjuangan sebagai partai yang mendukung penuh pemerintah, dan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang prorakyat,” kata Presiden Jokowi dipembukaan Kongres V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang digelar di Hotel Grand Inna Bali Beach, Kota Denpasar, Provinsi Bali, (8/8).
Presiden Jokowi juga mengucapkan selamat kepada PDIP yang berhasil menjadi pemenang pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Menurut Presiden, hal ini membuktikan bahwa PDIP adalah partai pelopor yang matang secara ideologi, sebagaimana dilansir dari BPMI, Sekretariat Negara.
“Tidak perlu meragukan mengenai ini. Yang kuat dan besar mengakar sampai ke akar rumput, yang kadernya loyal dan militan,” kata Presiden.
Presiden juga mengucapkan terima kasihnya atas dukungan PDIP dalam lima tahun pemerintahannya. Ia berharap, dukungan dan kerja sama yang serupa bisa diberikan untuk lima tahun ke depan.
“Kita telah berjuang bersama, bergerak bersama, dan kita akan berjuang bersama dan bergerak bersama untuk mewujudkan nilai-nilai kerakyatan untuk mewujudkan nilai-nilai nasionalisme demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Presiden.
Dalam forum tersebut menyebut bahwa tugas pemerintah di periode kedua ini semakin berat. Mulai dari isu intoleransi, radikalisme, perlambatan ekonomi global yang dipicu oleh perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok, hingga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat dinamis.
“Persaingan antarnegara juga semakin ketat. Semua negara ingin menjadi pemenangnya. Tidak ada pilihan lain, kita harus bekerja ekstra cepat, bekerja ekstra inovatif, bekerja ekstra efisien. Kita harus melakukan lompatan-lompatan kemajuan, membuat terobosan-terobosan yang sebelumnya tidak pernah kita pikirkan. Kita harus siap terhadap kebijakan-kebijakan yang tidak populer sekalipun tetapi itu penting untuk rakyat. Yang jelas ujungnya yaitu keberpihakan kita untuk kebaikan rakyat,” kata Presiden.
Contohnya, tutur Presiden Jokowi, beberapa kebijakan yang tidak populer yang pernah ia lakukan, misalnya saat ia memangkas subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2014 lalu. Ia menjelaskan alasan di balik kebijakan tersebut yaitu karena 70 persen subsidi BBM itu justru dinikmati oleh kelompok menengah dan kelompok atas.
Di periode kadua, Presiden ingin ada percepatan investasi untuk membuka peluang lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Tetapi, hal ini juga terkendala banyak hal, misalnya regulasi ketenagakerjaan yang belum ramah investasi.
“Oleh karena itu kita harus berani memperbaiki diri secara total, memperbaiki iklim investasi, memperkuat daya saing kita, dan menggairahkan ekonomi kita agar kita mampu membuka lapangan kerja, peluang kerja yang sebanyak-banyaknya,” kata Presiden.
Pada kongres tersebut, Presiden Joko Widodo bersama-sama dengan Presiden ke-5 RI yang sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memukul kentongan sebagai tanda peresmian dibukanya kongres.
Sementara tokoh nasional yang hadir di acara tersebut antara lain, Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Diaz Hendropriyono, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie, dan Plt. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suharso Monoarfa. (hms/set/kab)