RAJAWARTA : Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjamu 10 pimpinan partai politik (parpol) di rumah dinas Wali Kota Surabaya, Rabu (15/9/2021). Dalam pertemuan yang gayeng itu, mereka berdiskusi dan bertukar pendapat tentang kemajuan dan pembangunan Kota Surabaya ke depan.
Adapun 10 parpol tersebut adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrat dan Partai Nasional Demokrat (NasDem).
Perwakilan 10 parpol yang hadir adalah Adi Sutarwijono (Ketua PDIP Surabaya), Sutadi (Ketua Gerindra Surabaya), Arif Fathoni (Ketua Golkar Surabaya), Johari Mustawan (Ketua PKS Surabaya), Mahsun Jayadi (Ketua PAN Surabaya), Robert Simangunsong (Ketua Nasdem Surabaya), Buchori Imron (Ketua PPP Surabaya), Musyafak Rouf (Ketua PKB Surabaya), Tjutjuk Supariono (PSI Surabaya) dan Junaedi (Sekretaris Demokrat Surabaya).
Seusai pertemuan itu, salah satu perwakilan partai politik Arif Fathoni mengaku bersyukur karena pada sore ini diberi kehormatan untuk bisa berdiskusi dan bertukar pendapat dengan Wali Kota Eri tentang bagaimana membangun Kota Surabaya ke depan. Terutama dalam upaya-upaya pemulihan ekonomi di Kota Pahlawan ini.
“Jadi, ini sebagai tindaklanjut pertemuan ketua partai sebelumnya yang mana kami juga mengapresiasi atas keberhasilan Pak Wali Kota dalam menangani pandemi Covid-19 di Kota Surabaya,” kata Arif Fathoni.
Makanya, saat ini warga Kota Surabaya bisa merasakan tingkat keterisian rumah sakit yang sudah turun, jumlah warga Surabaya yang terpapar dan meninggal juga sudah turun. “Nah, menurut kami ini patut diberikan apresiasi. Jadi, kami tadi ngobrol gayeng tentang bagaimana membangun Surabaya ke depan,” ujarnya.
Ia berharap, kolaborasi 10 parpol dengan Pemkot Surabaya ini akan membawa Surabaya semakin maju, semakin berkembang dan semakin ramah bagi warga dan bagi investasi yang akan masuk ke Kota Surabaya. “Jadi, konsolidasi itu kunci utama di masa wabah seperti ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku bahwa pertemuan itu hanya ngobrol gayeng dengan para pimpinan partai politik sembari berdiskusi bagaimana membangun Surabaya ke depan. Bagi dia, pemerintah kota tidak bisa berjalan sendirian, tapi butuh para pimpinan partai yang hebat-hebat itu.
“Ketika pemikiran-pemikiran beliau ini bisa dikolaborasikan dengan Pemerintah Kota Surabaya dan bersinergi dengan kita semua, maka saya yakin Surabaya akan lebih hebat ke depannya,” tegasnya.
Apalagi, ia mengakui bahwa sebenarnya tujuan mereka sama dengan Pemkot Surabaya, yaitu bagaimana masyarakat Surabaya bisa makmur dan bisa bahagia di kotanya sendiri, dan tidak menjadi penonton di kotanya sendiri. “Itulah yang kita obrolkan tadi, dan apa yang kita obrolkan itu akan kita tuangkan dalam anggaran 2022. Fainsyallah dengan kebersamaan ini dan dengan gotong royong ini, saya yakin dengan ketua-ketua parpol yang hebat ini, maka Surabaya akan menjadi hebat lagi ke depannya,” ujarnya.
Wali Kota Eri juga menjelaskan bahwa dalam pertemuan itu juga dibahas tentang pemulihan ekonomi Surabaya ke depannya. Bahkan, ia juga mengaku sudah sepakat dengan pimpinan parpol untuk terus menggerakkan UMKM Surabaya dengan cara mengisi semuanya untuk berbagai kepentingan yang ada di Kota Surabaya, seperti untuk keperluan ASN dan keperluan sekolah. “Itu bisa digerakkan dari UMKM-nya Kota Surabaya,” kata dia.
Selain itu, ia juga mengaku sudah sepakat untuk bersama-sama menaikkan taraf hidup masyarakat Surabaya, sehingga nanti selain UMKM, bisa juga menggerakkan dengan pekerjaan-pekerjaan dari pemkot untuk warga Kota Surabaya, dan juga memanfaatkan aset-aset pemkot untuk kepentingan umat.
“Masukan-masukan dari Ketua Parpol ini, konkretnya akan kita pastikan lagi. Insyallah berbagai masukan dari teman-teman inilah yang bisa menyempurnakan kami dan itu akan terwujud di tahun 2022. Saya yakin Surabaya akan lebih baik dan lebih hebat ke depannya,” pungkasnya. (*)