RADJAWARTA : Pelaksanaan Pemilu yang berlangsung 17 April 2019 beberapa waktu lalu masih menyisahkan kisah duka. Sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2019 baik yang meninggal dan sakit kian hari kian bertambah.
Paling anyar, KPU mengeluarkan data yang menyebutkan bahwa hingga Minggu (28/4) petugas KPPS yang meninggal dunia tercatat 287 orang.
Dalam keterangannya, Komisioner KPU Evi Novida Ginting Manik mengatakan, petugas KPPS yang meninggal dunia 287, sedangkan yang sakit berdasarkan catatan KPU berjumlah 2.095 orang. “Jumlah yang meninggal dan yang sakit terus bertambah,” ucap Evi kepada wartawan di Jakarta, Ahad (28/4).
Menurut Evi jumlah tersebut meningkat seratus persen dibandingkan pekan lalu. Menurut data yang disampaikan Evi, petugas penyelenggara pemilu banyak yang wafat dari wilayah pemilihan Jawa Barat (Jabar).
Di wilayah tersebut tercatat 89 petugas meninggal dunia selama penyelenggaraan pemilu serentak. Petugas yang wafat juga banyak di Jawa Timur (Jatim). Jumlahnya mencapai 39 orang. Dan Jawa Tengah (Jateng), sebanyak 31 petugas meninggal dunia.
Sedangkan di Ibu Kota DKI Jakarta, KPU mencatat 10 petugas pemilu yang meninggal dunia. Angka lebih tinggi di Banten, dengan 20 petugas wafat selama bertugas. Dari 34 wilayah pemilihan tingkat satu daerah, tercatat tujuh provinsi yang tercatat tak ada petugas meninggal dunia. Provinsi Papua Barat dan Sumatera Barat, di antaranya. Sedangkan di Provinsi Papua yang punya medan pemilihan berat, tercatat ada satu petugas meninggal dunia.
Adapun petugas yang sakit, KPU mencatat terjadi peningkatan signifikan. Dari total 34 provinsi, wilayah pemilihan Jabar memang masih menyumbangkan angka petugas sakit terbanyak. Jumlahnya mencapai 259 petugas. Begitu juga di Jateng, dengan angka sakit setelah bertugas sebanyak 246 orang. Hanya Provinsi Papua yang dalam catatan KPU, belum ditemukan petugas sakit selama bertugas menjadi penyelenggara pesta demokrasi serempak tahun ini. (sbr/rep)
republika