RADJAWARTA : Melihat ‘pemerkosaan’ terhadap demokrasi, Capres Prabowo Surabaya terlihat sangat geram. Dengan tegas Prabowo menyatakan bahwa dirinya tidak takut menghadapi ketidakadilan.
Dalam orasinya, Prabowo menyatakan menolak hasil perhitungan KPU karena diduga banyak kecurangan yang terjadi di KPU. Dalam kesempatan itu pula Prabowo berencana akan membuat surat Wasiat untuk melakukan perlawanan total terhadap ketidakadilan.
Mantan Danjen Kopassus yang juga Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini mengharapkan pendukungnya mewarisi keikhlasan perjuangan yang dia lakukan demi terciptanya keadilan dan tegaknya sistem demokrasi Indonesia.
Dikatakan, dirinya segera ke Kertanegara, mengumpulkan keluarga dan ahli hukum untuk membuat surat wasiat agar tidak perlu menakut-nakuti kubu lawan politik.
“Ngak usah menakut-nakuti dengan makar. Tokoh bangsa ini bukan makar. Jenderal-jenderal itu mempertaruhkan nyawanya sejak muda. Mereka tidak makar, tetapi membela negara dan bangsa Indonesia,” ujar Prabowo di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (14/5).
Prabowo juga meminta agar penguasa termasuk aparat penegak hukum di Indonesia tidak menakut-nakuti rakyat dengan senjata. Soalnya, senjata itu dibeli dari uang yang diberikan rakyat.
Terkait keinginan kubu pasangan Jokowi-Ma’ruf bertemu dengannya, Prabowo menegaskan, dialog dan negosiasi diperbolehkan asal tidak menyerah pada keadaan. “Katanya ada yang minta ketemu. Bolak balik minta ketemu. Berbicara boleh, berunding boleh, menyerah tidak boleh.” Ucapnya bernama tinggi.
Dikatakan, dirinya masih menaruh harapan kepada penyelenggara pemilu untuk bekerja secara jujur dan profesional. Karena itu, Prabwo mengimbau agar KPU bekerja secara profesional.
“Kalian harus memutuskan, memilih, menegakkan kebenaran dan keadilan demi keselamatan bangsa dan rakyat Indonesia, atau meneruskan kebohongan. Kami masih menaruh harapan kepada kalian,” pungkas Prabowo. (akh/B5)