RAJAWARTA : Hari ini, tepatnya Selasa (6/4/2021), ribuan Ojek Online atau Ojok menggelar Unjukrasa dengan agenda mendesak Pemerintah Propinsi Jawa Timur alias Pemprojat untuk memikirkan nasib Ojok di Jawa Timur.
RIbuan ojol yang berunjukrasa hari ini terdiri dari berbagai organasisasi Ojol dari berbagai daerah di Jawa Timur, yang tergabung ke dalam wadah, Front Tolak Aplikator Nakal atau Frontal Jilid III.
Adapun Organisasi yang tergabung ke dalam Frontal Jilid III diantaranya, Asosiasi Driver Online (ODO) Jawa Timur, Himpunan Pengusaha Daring (HIPDA), Persatuan Driver Online Indonesia (PDOI), Perkumpulan Angkutan Sewa (PAS), dan Bamboe Runcing Bersatu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun rajawarta di lokasi Unjukrasa mengungkapkan, bahwa sejak Pandemi Covid-19 penghasilan para Ojol di Jawa Timur menurun drastis. Penurunan pendapatan Ojol diperkirakan 50 hingga 75 persen.
Ironisnya, keberpihakan pemerintah Jawa Timur, terhadap pengemudi ojol layak dipertanyakan. Sebab, Pemerintah Jawa Timur yang dipimpin Khofifah Indar Parawansa terkesan membiarkan nasib ojok yang kian hari kian terpuruk.
Atas dasar tersebut, Frontal Jilid III menggelar unjukrasa ke Kantor Gubernur Jawa Timur, di Jalan Pahlawan Surabaya. Dalam unjukrasa tersebut, pengunjukrasa bergantian menyampaikan orasinya. Salah satu tuntutan yang cukup serius adalah, adanya aplikasi nakal.
Di sela Unjukrasa Humas Frontal Jilid III, Daniel Lukas Rorong kepada rajawarta memyampaikan beberapa persoalan dan tuntutan Frontal Jilid III terhadap Pemprojat. Sebelum memyimak pernyataan Daniel, kita ikuti pariwara berikut ini.
Sementara, David Walangi yang juga Humas Frontal Jilid III menyatakan, keberpihakan Pemerintah Jawa Timur masih kalah dengan Daerah lain di Indonesia. Dia menyebut, di Makassar, Ojol mendapat subsidi Oli, sementara di Jawa Timur masih belum. Berikut penjelasannya. Untuk Lengkapnya, silahkan simak video di bawah Ini :