RAJAWARTA : Kekerasan terhadap anak, baik dilakukan orang tua maupun keluarga mengganggu nuansa bathin Norma Yunita politisi PDI Perjuangan Kota Surabaya. Gejolak bathinnya melahirkan sebuah ide agar para anak korban kekerasan orang tua ataupun anggota keluarga yang lain mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Oleh karenanya, anggota Komisi D DPRD Yos Sudarso itu mendesak Pemerintah Kota Surabaya segera membangun shelter atau rumah aman untuk anak korban kekerasan.
“Korban kekerasan anak di Surabaya cukup banyak. Kekerasan terhadap anak ini dampaknya sangat tidak baik untuk kesehatan mental anak. Oleh karenanya, saya minta Pemkos menyediakan shelter khusus anak korban kekerasan,” tukas Norma (26/12/2021).
Terbaru ungkap Norma, dirinya mendapat laporan dari warga, bahwa di kawasan Tambaksari ada anak jadi korban kekerasan. “Saya mendapat laporan, ada anak mengalami KDRT sampai dipasung,” ulasnya.
Menurutnya, dirinya tidak mempersoalkan seberapa banyak jumlah Rumah aman, tapi yang diharapkan, Pemkos segera menyiapkan rumah aman untuk anak, meski hanya satu.
“Saya sih nggak berharap molok-molok, di Surabaya minim satu saja dulu, karena satu belum terealisasi ya. Seperti Rumah Panti Werda di Gayungan,” ujarnya.
Dimana lokasi yang tepat untuk rumah aman anak? Menurutnya, pilihan tepat untuk satu rumah aman anak di Surabaya. “Saya pikir Surabaya pusat paling pas, agar bisa dijangkau atau tidak jauh dari segala arah,” ulasnya.
Norma menambahkan, jika Pemkos sudah menyiapkan rumah aman anak, maka semua pihak yang terkait segera mensosialisikan ke masyarakat, dimana tempatnya dan apa manfaatnya.
“Rumah aman ini digunakan untuk merehab mental anak. Minimal 14 hari. Dan, untuk biaya rehabilitasinya ditanggung Pemerintah Kota Surabaya tambahnya.
Seiring dengan berkembangannya, Norma juga menaruh asa agar rumah aman untuk anak tidak hanya satu, tapi bisa lebih dari satu. “Kedepannya, kalau bisa lebih satu. Misalnya ada di setiap Kecamatan dan seterusnya,” pungkasnya.