RAJAWARTA : Jika tidak ditangani dengan benar, maka Kota Surabaya terancam mengalami darurat DBD. Pasalnya, di Jalan Menur Surabaya satu RW ditemukan 15 anak menderita DBD.
Hal itu diungkapkan pengurus RT 06/RW10 Farid Menur kepada pewarta. Oleh karena itu, dia meminta Pemkos segera turun tangan agar DBD tidak penyebar.
“15 anak yang terkena DBD ini, tersebar di beberapa RT. Diantaranya, Menur 1, Menur 2 dan Menur 3. Di RT saya ada tiga anak,” ujar Farid (24/1/2022).
Menurut Farid, dirinya dan warga yang lain pernah berupaya melaporkan ke Puskesmas. Namun, penanganan Puskesmas sepertinya kurang tanggap dalam menanggapi laporan warga.
“Kita lapor ke Puskesmas hanya dikasih abati. Padahal keinginan warga penyemprotan fogging,” cetusnya.
Melengkapi pernyataan Farid. Abdul Wahib Ketua RT05/RW10 Jalan Menur mengatakan, beberapa anak sudah dirujuk ke rumah sakit. Sebagian ada yang sembuh tapi ada juga yang masih dalam perawatan.
“Intinya bulan ini (Januari) banyak kena DBD. Disini (RW10) ada 6 RT, hampir semua RT ada yang kena. Intinya, kita ingin Kampung kami di fogging secara menyeluruh,” ujar Abdul Wahib di Balai RW 10.
Muhammad Arifin Ketua RT 01 mengaku kecewa karena penanaganan DBD tidak seperti penanganan covid. “Kita ini, butuh penanganan cepat seperti penanganan covid. Saya khawatir DBD ini makin meluas,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut Anas Karno yang menerima aduan warga menegaskan, pihaknya sudah menghubungi kepala Puskesmas Menur. “Tadi sudah kami hubungi kepala Puskesmasnya. Dan, tadi pihak Puskesmas sudah minta alamat dan nomor telpon warga,” tegasnya.
Prinsipnya lanjut Anas, dirinya siap mengawalkan kasus DBD di kampung Menur di RW 10 sampai tuntas. “Kami siap memperjuangkan. Dan, saya akan meminta pihak Puskesmas untuk memenuhi permintaan warga agar RW 10 difogging semua, dan warga yang terkena DBD mendapat penanganan dengan baik,” tegasnya.