RAJAWARTA : Semua mata pun tertuju pada sosok perempuan berbaju batik motif hitam dan kerudung hitam lengkap dengan sepatu sneaker. Pedagang maupun pembeli di Pasar Genteng Baru Surabaya, hari ini (25/06/2020), tampak begitu antusias menyambut kedatangan perempuan itu. Dia adalah Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya.
Kedatangan pejabat nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama jajarannya ini, bukan tanpa alasan. Ia berencana mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, meninjau protokol kesehatan yang telah diterapkan di Pasar Genteng Baru dan Kampung Tangguh Genteng Candirejo Surabaya.
Sebelum Menko PMK datang, Wali Kota Risma tampaknya sudah bersiap menyambut di depan Pasar Genteng Baru. Dengan menggunakan masker, face shield lengkap dengan sarung tangan, ia bersiap menyambut kedatangan pejabat utama di Kementerian Koordinator PMK itu.
Melihat hal tersebut, rupanya membuat para pedagang dan pembeli di lantai satu maupun lantai dua pasar begitu antusias untuk mengabadikannya dengan ponsel kamera. Bahkan, mereka satu-persatu terlihat keluar dari stand dagangannya.
Tak ingin para pedagang dan pembeli itu bergerombol, Wali Kota Risma langsung mengimbau mereka agar tetap menjaga jarak atau menerapkan physical distancing. Dengan menggunakan megaphone, ia mengarahkan mereka agar kembali beraktivitas seperti sebelumnya.
“Ayo tetap jaga jarak, jangan bergerombol, balik-balik nang stand e (ayo kembali-kembali ke stand),” kata Wali Kota Risma saat mengarahkan para pedagang agar kembali bekerja.
Tak berapa lama, Menko PMK akhirnya datang. Wali Kota Risma yang sudah bersiap itu, langsung menyambut kedatangannya dan mengarahkan ke stand di dalam Pasar Genteng Baru itu. Mulai stand pedagang camilan, ikan kering, hingga pedagang ikan basah, tak luput dari tinjauannya. Bahkan, dalam tinjauannya itu, Wali Kota Risma bersama Menko PMK ini juga sempat beberapa kali mengobrol bersama pedagang di dalam pasar.
Sekitar 15 menit berada di dalam pasar, mereka pun kemudian berjalan kaki menuju salah satu Kampung Tangguh yang berada di sisi barat pasar itu. Menko PMK tampak terkejut dengan protokol kesehatan yang ada di kampung itu. Pasalnya, sebelum masuk, mereka harus melewati pemeriksaan protokol kesehatan oleh Satgas Covid-19.
Menko PMK, Muhadjir Effendy mengaku sangat mengapresiasi kebijakan Pemkot Surabaya dalam mencegah penyebaran Covid-19, dengan tetap menjaga stabilitas roda perekonomian masyarakatnya itu. “Pasar Genteng Baru adalah salah satu pasar yang dijadikan Pemkot Surabaya untuk pelayanan pasar tradisional yang sudah mulai menerapkan protokol kesehatan,” kata Muhadjir di sela tinjauannya.
Menurut dia, salah satu kesulitan di Pasar Tradisional itu terutama adalah saling jaga jarak atau physical distancingnya, baik antara penjual dan pembeli. Salah satunya adalah Pasar Genteng Baru Surabaya yang selalu ramai dikunjungi para pembeli. “Kalau yang protokol dasar, seperti hand sanitizer, cuci tangan sebelum masuk dan pakai masker itu sudah dipatuhi. Dan itu sudah bagus tinggal meningkatkan yang lain,” ujar Muhadjir.
Meski begitu, Muhadjir sangat mengapresiasi upaya Wali Kota Risma dengan membentuk berbagai sektor tangguh di Surabaya dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Seperti Kampung Tangguh, Pasar Tangguh, Mal Tangguh, hingga Rumah Ibadah Tangguh.
“Jadi kuncinya sebetulnya adalah kepatuhan masyarakat. Tadi perjalanan saya dari bandara ke sini, sudah banyak warga yang mematuhi menggunakan masker,” ungkap dia.
Namun demikian, ia kembali mengingatkan kepada warga Surabaya agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Apalagi selama ini pemerintah pusat sangat menaruh perhatian untuk Jawa Timur dan khususnya Surabaya.
“Jadi kalau kita ingin Surabaya (Covid-19) ini segera turun, warga Surabaya tidak menunggu diingatkan, diawasi oleh aparat, tapi dengan kesadaran sendiri. Mari kita mengawasi diri kita sendiri-sendiri,” pungkas dia. (*)