RAJAWARTA : Warga Morokrembangan RW 8 Surabaya hidupnya selalu dihantui rasa khawatir, karena Kampungnya minimal seminggu sekali selalu kebanjiran. Berbagai upaya pun dilakukan agar Pemkos segera turun tangan mengatasi masalah banjir, namun hingga hari ini, belum mendapat tanggapan Pemkos.
Ironi tersebut disampaikan Nurhadi Wakil Ketua RW 8 Morokrembangan kepada media ini saat mendampingi Zuhrotul Mar’ah ketika meninjau lokasi.
Menurutnya, di Kampung Morokrembangan ada beberapa persoalan yang sangat membutuhkan intervensi Pemkos. Diantaranya perbaikan pagar Jembatan, sarpras olahraga dan plengsengan sungai yang mulai retak-retak.
“Tiap kali air pasang, air laut selalu meluap ke Kampung. Tinggi air bisa mencapai 50 cm. Dan, banjir ini terjadi dalam seminggu sekali,” ujarnya (13/5/2022).
Nurhadi dan tokoh masyarakat setempat mengaku sudah mengusulkan melalu Musrenbangkel. “Sudah kami usulkan sejak tahun 2019, namun hingga saat ini belum juga direspon Pemkos,” ulasnya.
Sebenarnya ungkap Nurhadi, pembenahan Lapangan (sarpras), Pagar jembatan yang mulai kropos, dan pembenahan Plengsengan, draft anggaran sudah ada. “Tapi baru bisa terealisasi pada tahun 2023,” jelasnya.
Tapi Nurhadi dan Warga menginginkan pembenahan itu direalisasikan tahun ini. “Banjir ini disebabkan oleh plengsengan yang retak-retak. Ketika air Laut pasang, air masuk melalui dinding tembok yang retak-retak,” ujarnya.
Karena aspirasinya tidak kunjung didengar, akhirnya Nurhadi meminta bantuan Zuhrotul Mar’ah. “Kepada beliau (Zuhro) kami berhadap mau membantu menyampaikan keluhan warga ke Pemkos. Semoga beliau bisa membantu,” ujar Nurhadi Penuh harap.
Merespon keluhan warga, Zuhrotul Mar’ah yang juga politisi PAN kepada rajawarta mengaku sudah meninjau lokasi yang dikeluhkan warga. “Saya sudah dua kali datang kesini,” cetus anggota Komisi B DPRD Yos Sudarso.
Oleh karena itu, Zuhro mendesak Pemkos untuk segera merespon keluhan Warga. “Ketika warga ingin berolahraga (di lapangan) harus menunggu air yang menggenangi lapangan kering, kan kasihan mereka,” ujarnya.
Yang paling mengkhawatirkan lanjutnya, selain banjir, pagar tembok sungai harus segera dibanahi. “Ada tembok pagar sungai yang retak dan besinya kropos semua. Kalau tidak segera dibenahi, saya khawatir tembok itu roboh dan mengenai warga,” tukasnya.
Melihat fakta tersebut, Zuhro mendesak Pemkos untuk turun dan melakukan pembenahan. “Jangan menunggu ada korban. Saya minta Pemkos segera membenahi,” tukasnya.
Pagar dan jembatan ungkapnya juga perlu mendapat perhatian Pemkos. “Saya dengar draft anggaran sudah ada, tapi realisasinya baru tahun 2023. Sekali lagi jangan menunggu ada korban,” pungkasnya.