RADJAWARTA : Dibalik keindahan alam Pulau Ambon ternyata tersimpan ancaman bencana alam dengan kategori tinggi. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo saat menghadiri deklarasi jaga alam dan penanaman pohon di Desa Hatu, Maluku Tengah, Maluku (9/4).
Dalam penjelasannya Doni mengatakan Ambon juga memiliki tingkat pencemaran lingkungan yang tinggi. Tidak hanya hal tersebut, Ambon juga punya potensi ancaman Gunung Api.
“Oleh karena itu kita perlu waspada, seandainya ada letusan dan gempa kira-kira apa yang terdampak. Apabila terjadi gempa di mulut Ambon bergerak ke arah Poso ke arah jembatan merah putih,” jelasnya.
Doni juga mengajak masyarakat Ambon untuk selalu menjaga alam, karena menjaga alam adalah mitigasi bencana. “Mitigasi, vegetasi dengan penanaman pohon di pinggir pantai bisa meredam laju tsunami 88% menurut hasil riset,” ujar Doni.
Sementara Kepala Pelaksana BPBF Propinsi Maluku Farida Salampessy mengakui kalau Propinsi Maluku merupakan Wilayah rawan bencana. Prediksi ini suudah sesuai dengan dara indeks resiko Bencana Indonesia (IRBI).
“Menyadari akan ancaman bencana di sekitar kita, maka sudah sepatutnya kita melaksanakan penanggulangan bencana yang efektif sejak pada tahapam prabencana, tanggap darurat, dan pascabencana. Dalam hal ini peran pemerintah daerah sangat diharapkan dapat menjawab permasalahan kebencanaan,” jelas Farida.
Dia menambahkan data BNPB menyebutkan 2009 hingga 2018 di Propinsi Maluku terjadi 121 kejadian. Akibat dari bencana tersebut korban meninggal dan hilang 124 orang, luka-luka 202 orang, dan mengungsi serta terdampak 39.411 orang. (sbr/hms)