RAJAWARTA : Ketidakhadiran Musyafak Rouf Ketua DPC PKB Surabaya dalam pertemuan Ketua Partai yang memiliki kursi di DPRD Yos Sudarso memunculkan beberapa spekulasi di kalangan masyarakat.
Ada yang menduga Suhu PKB Kota Surabaya sengaja tidak datang untuk menghindari polemik, ada juga yang menduga ketidakhadiranna, karena Suhu PKB itu berhalangan Syar’i.
Untuk meluruskan spekulasi yang berkembang di tengah masyarakat, rajawarta menemui Cak Syafa’ untuk dimintai keterangan. “Yang benar saya berhalangan syar’i. Saya berangkat ke Malang sekitar jam 7 pagi. Kira-kira jam 11 siang saya dihubungi thoni (Arif Fathoni Ketua DPD Partai Golkar Surabaya) diminta hadir dalam pertemuan para suhu politik,” jelas Cak Syafa’ memulai wawancara dengan sejumlah pewarta (7/9/2021).
Kepada Thoni Cak Syafa’ meminta maaf tidak bisa menghadiri pertemuan para suhu. “Maaf saya tidak bisa hadir. Ini saya sudah di Malang. Prinsipnya, kalau pertemuan itu membahas kepentingan rakyat saya manut saja,” ujarnya.
Cak Syafa’ menegaskan, semua pihak sudah sewajarnya membahas kepentingan rakyat, karena tujuan utama APBD adalah untuk kepentingan warga Surabaya.
Cak Syafa’ menambahkan, dalam dirinya bisa hadir dalam pertemuan para suhu politik Kota Surabaya, dirinya akan mengajak para suhu untuk membahas masalah tipping fee sampah Benowo.
Sebab, hingga hari ini adalah beberapa pertanyaan yang terus mengganjal di pikirannya, dimana hingga saat ini Cak Syafa’ belum menemukan jawabannya.
Pertanyaaan apa yang belum mendapat jawabannya? Tanya media ini. Didampangi beberapa pengurus PKB Kota Surabaya, Cak Syafa’ menyebutkan, kenapa tipping fee pengolaan Sampah di Benowo hingga hari ini terus merugi. “Penghasilan 3 M, tipping feenya 90 milyar lebih,” sampean bisa jawab? Tanya Cak Syafa’ kepada media ini.
Padahal dalam perjanjian awal pengelolaan sampah di Benowo dari menjadi listrik harus menguntungkan Pemkos. “Perjanjian awalnya disepakati harus menguntungkan Pemkot,” cetusnya.
Jika dikaitkan dengan refokucing anggaran lanjut Cak Syafa’, apa tidak sebaiknya Pemkos membahas dan mengevaluasi tipping fee sampah Benowo. “Apalagi saat ini kita sedang mengalami Pandemi, seharusnya Pemkot juga memikirkan tipping fee untuk dialihkan ke penanganan Pandemi Covid-19,” ujarnya.
Ironisnya hingga saat ini, tukas Cak Syafa’ tidak ada tokoh masyarakat, politisi yang berminat membahas masalah tipping fee sampah Benowo. “Buktinya, sampai saat ini tidak yang mau membahas masalah tipping fee. Ada apa ini,” tanyanya.
Ditanya, apa sudah ada keputusan dari pertemuan para suhu politik di rumah makan Larazeta? “Belum keputusan. Rencananya Minggu depan akan ada pertemuan lagi, dan akan dihadiri Walikota,” jelasnya.
Dalam pertemuan berikutnya, apa anda akan hadir? “Kalau tidak ada halangan syar’i saya pasti hadir. Karena itu pertemuan penting,” pungkasnya.