RAJAWARTA : Pasar Tunjungan di Jalan Tunjungan Surabaya diketahui tidak masuk dalam program revitalisasi Pemerintah Kota Surabaya (PEMKOS) tahun anggaran 2022.
Kabar tersebut sangat disayangkan oleh John Thamrun SH. MH. Sebab, ungkapnya Pasar Tunjungan merupakan salah satu Icon yang dimiliki Kota Surabaya. Jadi tidak ada alasan bagi Pemkos untuk tidak memasukkan Pasar Tunjungan ke dalam program revitalisasi.
“Kalau tidak direvitalisasi karena adanya alasan karena SDM di PD Pasar kurang mumpuni. Revitalisasi itu tidak terkait dengan mumpuni atau tidak mumpuni dengan SDM yang ada di PD Pasar,” tegasnya (28/9/2021).
Jadi lanjut John Thamrun (JT) yang juga seorang pengacara, saat ini yang harus menjadi perhatian Pemkos adalah, kebutuhan masyarakat terhadap Pasar, utamanya Pasar Tunjungan.
“Yang harus dilakukan adalah, kebutuhan masyarakat terhadap Pasar Tunjungan. Karena Pasar tunjungan salah satu icon di Kota Surabaya yang layak dan pantas untuk dipertahankan,” ujarnya.
Di bagian lain tutur JT, beberapa waktu lalu, tatkala Komisi B Yos Sudarso menggelar Hearing dengan Pemerintah, ada sinyal bahwa Pemkos sedang memperjuangkan agar Pasar Tunjungan masuk ke daftar revitalisasi Pasar.
“Bukankah juga sudah ada pembicaraan tempo hari di Komisi B, bahwa PD Pasar dan Kabag Perekonomian yang akan mengupayakan revitalisasi terhadap Pasar Tunjungan,” ujarnya.
Namun, kalau kemudian ada kabar yang menyebutkan bahwa Pemerintah tidak memasukkan Pasar Tunjungan ke Daftar Revitalisasi, maka kabar tersebut akan dibahas di Komisi B DPRD Yos Sudarso Kota Surabaya.
“Namun kalau pada kenyataannya seperti ini (tidak masuk daftar revitalisasi), mungkin ya, kita akan bicarakan di dalam Komisi,” ujarnya.
JT berhadap, terkait dengan revitalisasi Pasar Tunjungan tidak dikaitkan dengan beberapa persoalan yang sedang berkembang di tengah masyarakat. Misalnya kurangnya SDM atau bahkan dikaitkan dengan plus-minusnya anggaran.
“Namun saya berpendapat, seharusnya Pasar Tunjungan itu direvitalisasi. Yang terpenting adalah Pemkos merevitalisasi salah satu ico di Kota Surabaya, sebagaimana juga Pemkos merevitalisasi icon-icon Kota Surabaya yang lainnya,” pungkas JT yang juga politisi PDIP Kota Surabaya.