Jaring Aspirasi ‘Klasik’, Buchori Imron : Saya Khawatir Aspirasi itu Jadi Kadaluarsa

RAJAWARTA : Reses Wakil Rakyat DPRD Yos Sudarso menjadi ajang curhat warga di masing-masing Dapil. Setiap reses banyak keluhan atau aspirasi yang berhasil dijaring setiap wakil rakyat.

Begitu juga reses yang dilaksanakan Buchori Imron. Dalam resesnya, politisi PPP itu juga mengaku banyak menerima keluhan. Namun, sayang, hingga reses ketiga di tahun 2022, banyak keluhan warga yang belum direspon oleh Pemkos.

“Banyak keluhan yang kami terima. Dan, keluhan yang disampaikan keluhan klasik yang hingga reses ketiga, belum dieksekusi oleh Pemkos. Saya khawatir keluhan-keluhan warga jadi kadaluarsa,” cetus Buchori, bernada canda (25/5/2022).

Anggota Komisi C DPRD Yos Sudarso itu menjelaskan, ada beberapa keluhan klasik yang disampaikan warga yang hingga saat ini belum dieksekusi. “Misalnya ada warga yang dimintai rekening, dijanjikan terop, kursi dll,” ujarnya.

Padahal ungkapnya, semua asprirasi warga yang diperoleh dari reses sudah diracik dan dikemas ke dalam pokok-pokok pikiran (Pokir) Dewan. “Kalau aspirasi warga tidak dieksekusi. Kita kan nggak enak sama warga,” tukasnya.

Sekedar untuk diketahui tuturnya, Sarpras seperti terop, kursi dan sejenisnya sangat dibutuhkan RT-RT di Surabaya. “Bagi RT bisa disebut kebutuhan primer. Dan, nominalnya tidak seberapa jika dibandingkan dengan APBD Kita,” ujarnya.

Selain sarpras ungkap Buchori, ada keluhan lain yang juga belum dieksekusi oleh Pemkos. “Seperti pavingisasi, draine, banjir dan lain-lain,” cetusnya.

Begitu juga maraknya PKL yang bisa menimbulkan kemacetan. Bangunan liar juga dikeluhkan warga yang sering jadi penyebab banjir. “Satpol PP belum bisa menertibkan PKL. Dan bangli yang juga masih banyak. Dua hal tersebut butuh kehadiran Pemkos untuk segera ditertibkan,” kata Buchori.

Tidak kalah pentingnya tuturnya, Pemkos harus memperhatikan beberapa kebutuhan warga. Misalnya WC umum. “Masih banyak di kampung-kampung padat penduduk yang sangat membutuhkan WC umum. Itulah beberapa isu klasik yang masih mengemuka dalam reses,” jelasnya.

Oleh karena itu, tambahnya agar aspirasi warga tidak kadarluarsa, Buchori berharap, Pemkos segera merespon setiap aspirasi warga. “Saya sangat berharap Pemkos segera merespon. Karena kalau tidak, saya khawatir bisa menimbulkan baru di tengah masyarakat,” tutupnya.