Kota Surabaya merupakan pelopor sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang mengajukan diri menjadi bagian dari jaringan global Child Friendly Cities Initiatives (CFCI) UNICEF, dalam mengikuti penilaian Kota Layak Anak Tingkat Dunia. Yakni mampu mengimplementasikan Kota Layak Anak di Indonesia, serta peraih penghargaan Kategori Utama selama lima tahun berturut-turut.
Karenanya, Pemkot Surabaya bersama UNICEF Wilayah Jawa terus bekerjasama untuk memastikan program pengembangan yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan pelaksanaan konvensi hak anak. Bahkan, pemkot menyediakan berbagai fasilitas ramah anak di setiap sudut kota.
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani mengatakan untuk mendukung terciptanya kota ramah anak, pihaknya terus memberikan penguatan kepada keluarga melalui layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).
“Kita terus berbenah agar Surabaya bisa mempertahankan Kota Layak Anak, salah satunya hari ini kita mengadakan talkshow mengenai Family Strength atau ketahanan keluarga. Karena PKK ada 10 program yang hampir semuanya adalah ketahanan keluarga,” kata Rini Indriyani di layanan Puspaga, Mal Pelayanan Publik Siola Lantai 2, Selasa (14/2/2023).
Oleh sebab itu, melalui layanan fasilitas Puspaga, para orang tua bisa berkonsultasi mengenai pola asuh kepada anak. Sebab, UNICEF menilai bahwa berbagi layanan fasilitas yang dibuat oleh Pemkot Surabaya pantas mendapat predikat Kota Layak Anak Tingkat dunia.
“Alhamdulilah, salah satu layanan fasilitasnya adalah Puspaga. Monggo (silahkan) semua orang tua di Surabaya, kita memiliki layanan gratis. Jangan malu datang ke Puspaga untuk berkonsultasi karena tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki semuanya,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor UNICEF untuk Wilayah Jawa, Tubagus Arie Rukmantara mengatakan, pihaknya merespon baik surat dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada Desember 2022 lalu, yang menyatakan bahwa Kota Surabaya ingin menjadi bagian dari jaringan global CFCI. Karenanya, pihaknya mendukung minat dan keinginan Wali Kota Eri Cahyadi.
“Pendaftaran itu tidak diwajibkan, jadi sukarela. Kami siap menjadi Co-Promotor atas aplikasi ini supaya ini bisa di asesmen oleh dunia, bahwa Surabaya layak menjadi anggota CFCI atau Kota Layak Anak Tingkat Dunia,” kata Arie sapaan lekatnya.
Selama dua hari ini, Country Representative UNICEF Indonesia Maniza Zaman beserta segenap jajaran tim UNICEF, Chief Field Operation UNICEF Indonesia Marcella Christina, dan Kepala Perwakilan UNICEF Untuk Wilayah Jawa Tubagus Arie Rukmantara meninjau berbagai layanan fasilitas yang disediakan oleh Pemkot Surabaya. Serta memastikan partisipasi anak-anak.
“Kegiatan dua hari ini dirumuskan dan diformulasikan oleh anak-anak. Ini adalah ide anak-anak, penyambutan, preview sejarah Surabaya, penjelasan layanan fasilitas, makan malam, penampilan, dan sampai hari ini kita ke Mal Pelayanan Publik Siola juga dikawal oleh anak-anak,” ujarnya.
Dengan demikian, ia menilai bahwa Kota Surabaya pantas menjadi Kota Layak Anak Tingkat Dunia. Yaitu terus melibatkan partisipasi anak-anak, salah satunya telah diterbitkan Surat Edaran (SE) Walikota kepada kelurahan untuk mengajak anak-anak ikut memberikan pendapat dalam kegiatan Musrenbang.
“Mereka memiliki argumen yang kuat sebagai bagian pembuat kebijakan. Kemajuan Kota Surabaya yang tercatat sebagai indikator, jauh lebih besar dan kompatibel dengan negara yang memiliki kota maju lainnya. Jadi Surabaya jangan melihat Indonesia sebagai barometer, tetapi dunia yang sebagai barometer,” tegasnya.
Oleh sebab itu, selama 2 hingga 2,5 tahun kedepan, Kota Surabaya akan mendapat pendampingan penuh oleh UNICEF. Dimulai dari proses asesmen, yang tengah dilakukan oleh UNICEF saat ini dengan melakukan observasi secara langsung. Diantaranya menghimpun seluruh laporan dan informasi tentang kesiapan Kota Surabaya.
“Lalu pembuatan rencana kerja, dimana perwakilan Kantor Regional Asia Timur dan Pasifik UNICEF akan datang kembali ke Surabaya untuk membahas rencana kerja atau rencana aksi. Kemudian, memonitor implementasi rencana aksi. Serta, memastikan bahwa keinginan menjadi CFCI itu bukan Walikota saja, tetapi seluruh anak dan masyarakat Kota Surabaya memang ingin menjadi anggota CFCI,” terangnya.
Lebih lanjut, Arie mengingatkan bahwa seluruh anak-anak di Kota Surabaya harus mendapatkan layanan fasilitas yang sama. “Harus punya cara untuk keluar dari jebakan kemiskinan, punya cara untuk sekolah dan kreativitas lainnya. Sama seperti Pak Walikota bahwa Ini bukan soal tropi atau sertifikat, ketika kita sampai di CFCI dipastikan bahwa anak-anak memang nyaman untuk berada di Surabaya,” ungkapnya.
Nantinya, apabila Kota Surabaya resmi menjadi bagian dari jaringan global CFCI UNICEF, diharapkan bisa meningkatkan sistem perlindungan dan hak anak. “Dalam jaringan global CFCI, mereka akan saling mengingatkan untuk meningkatkan sistem perlindungan dan hak anak. CFCI bukan garis finish, tetapi sebuah mekanisme saling mengingatkan untuk lebih baik lagi,” pungkasnya. (*)