RAJAWARTA : Tahun 2022, Warga Surabaya layak bersuka cita. Sebab, meski dalam kondisi Pandemi, ternyata Kota Pahlawan yang dipimpin Eri Cahyadi, APBD-nya masih bisa survive.
Lihat saja, jika tahun 2021 APBD Kota Surabaya berada di angka Rp 9,2 triliun lebih, namun pada tahun berikutnya Pemerintah Kota Surabaya (PEMKOS) yang selalu disupport ide-ide cerdas oleh DPRD Yos Sudarso, APBD-nya naik dua digit menjadi Ro 10,1 triliun lebih.
Menariknya, meski Kota Surabaya harus berjuang melepas diri dari jeratan virus inport asal Kota Wuhan China, di Tahun 2022 Kota Surabaya mampu membantu meringankan beban Pemerintah Propinsi Jawa Timur (PEMPROJAT) dengan menggratis seragam SMA/SMK. Selain itu, Reni juga berhasil meloloskan Anggaran beasiswa untuk SMA/SMK, dan bantuan SPP bagi pelajar SMA/SMK yang masuk ke daftar MBR.
Capaian ini sebuah prestasi yang harus diapresiasi oleh khalyak, sebab berkat kerja keras Pemkos dan dukungan ide cerdas politisi di Yos Sudarso. Kota Surabaya mampu survive di massa Pandemi covid-19.
“Alhamdulillah, APBD kita naik, dan tahun depan, kita semua sebagai Walimurid tidak perlu lagi berpikir tentang seragam (SMA/SMK),” ujar Thohir warga Jalan Randu yang sudah terdaftar sebagai Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Lalu siapa yang paling berjasa atas kenaikan APBD Kota Surabaya tahun 2022. Tentu, berkat kerja keras Pemkos dan DPRD yang selalu berpikir untuk memajukan kota Surabaya, namun siapa tokoh penting di balik lolosnya anggaran seragam gratis untuk pelajar SMA dan SMK?
Untuk menjawabnya, wartawan media ini mencoba mencari tahu dengan cara tanya sana sini, bahkan sampai ‘Bersemedi’ belum juga memperoleh jawaban. Namun setelah meminta bantuan google, tanpa basa-basi google menampilkan satu nama, yakni Reni Astuti politisi PKS yang juga Wakil ketua DPRD Yos Sudarso.
Dari google media ini memperoleh keterangan, perjuangan Reni Astuti untuk meloloskan anggaran seragam gratis untuk pelajar SMA/SMK, dimulai sejak tahun 2017 silam.
Sejak saat itu, wanita kelahiran Bandung ini, sering melakukan intrupsi tatkala dewan dan Pemkos membahas anggaran. “Sehubungan akan ditandatangani nota kesepahaman terkait rancangan KUAPPAS perubahan APBD 2017, maka saya meminta dan mengusulkan agar anggaran pendidikan bantuan bagi siswa SMA/SMK yang tidak mampu, sekali lagi saya tekankan untuk anak tidak mampu, harus dicantumkan dalam KUAPPAS,” kata Reni seperti terlansir di surya.co.id.
Karena usulannya sering terbentur batu karang, akhirnya wanita yang akrab disapa Bu Wali ini, nekad melakukan intrupsi tertulis ke Walikota Surabaya Tri Rismaharini (Risma). Berhasil? Surat intrupsi Reni tak terjawab hingga masa jabatan Risma berakhir.
Meski gagal berkali-kali, Reni tidak lantas menyerah. Gagalnya baginya dianggap sebagai ‘vitamin’ menyegar untuk mencapai tujuan. Terbukti, di massa Pemerintahan Eri Cahyadi usulan diakomodir, dan Warga Surabaya tersenyum bangga atas buah kerja Reni Atuti. “Yo seneng rek,” cetus Reni, menjawab pertanyaan media ini “Bu wali senang usulannya diterima Pemkos”