Ikut Donor Konvalesen, Ketua DPRD Surabaya Minta UKS Direvitalisasi

Surabaya – PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) kembali menggelar donor darah dan donor plasma konvalesen di kompleks Wisma SIER pada Selasa (31/8/2021). Sebelumnya, SIER juga pernah menggelar kegiatan serupa pada awal Februari 2021 lalu. Beberapa tokoh yang ikut screening donor plasma konvalesen tersebut, antara lain Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono, Direktur Pemasaran Pengembangan PT. SIER, Silvester Budi Agung dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya, Ali Affandi.

“Saya mengucapkan terima kasih PT. SIER dan PMI Kota Surabaya dan seluruh pihak yang mendukung acara ini, karena telah memfasilitasi kegiatan donor plasma konvalesen ini. Saya berharap semakin banyak penyintas menjadi pendonor. Ini membagikan spirit kehidupan kepada mereka yang terpapar COVID-19,” ujar Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono saat ditemui usai melakukan pengambilan darah.

Adi berharap, instansi atau lembaga lain mengadakan screening donor plasma konvalesen dan donor darah serupa, tidak hanya PT. SIER. Hal ini agar kebutuhan plasma konvalesen dan persediaan darah di PMI terjaga, karena memang kebutuhannya sangat tinggi.

Adi juga menyinggung soal persiapan pembelajaran tatap muka (PTM) di Surabaya yang segera dilakukan di sekolah. Dia berharap, selama pelaksanaan PTM nanti semua pihak patuh terhadap protokol kesehatan (prokes). Sebab cara ampuh untuk memutus dan mencegah laju pandemi adalah dengan taat prokes.

“Jaga disiplin prokes agar PTM tidak membuat klaster baru. Di sekolah harus dibuat satgas COVID-19 agar bisa mendisiplinkan anak-anak untuk taat prokes. Selain itu, UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) juga dihidupkan kembali. Mungkin selama pandemi ini UKS tidak aktif karena tidak ada PTM,” ungkapnya.

Adi menambahkan, yang lebih penting lagi sekolah-sekolah yang akan menggelar PTM harus dilakukan asesmen, apakah sekolah tersebut sudah siap untuk menggelar PTM dengan sarana dan prasana prokes yang lengkap.

“Orang tua murid juga harus diberi kebebasan, apakah memberikan izin kepada anaknya untuk mengikuti PTM atau tidak. Jika orang tuanya melarang juga harus tidak boleh dipaksa,” kata Adi.

Adi sependapat, sekolah harus menyediakan fasilitas belajar mengajar secara daring. Sekolah harus menyiapkan blended learning. Metode blended learning merupakan kombinasi pengajaran langsung dan pengajaran online.
Adi juga meminta Dinas Pendidikan Kota Surabaya, serta sekolah-sekolah agar memberikan bekal pengayaan tentang pandemi COVID-19 dan tentang protokol kesehatan.

“Berikan pengetahuan pada anak-anak, apakah itu pandemi COVID-19? Bagaimana berbahayanya virus Corona, mengapa harus memakai masker, berada di rumah, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, juga bagaimana mencuci tangan dengan baik dan benar. Itu harus diajarkan pada anak-anak, boleh diajarkan dengan masuk kurikulum atau ekstra kurikuler,” kata Adi.

“Sehingga, anak-anak pelajar itu tumbuh menjadi generasi yang sadar akan pentingnya kesehatan. Mereka tumbuh sebagai generasi yang menyadari bahayanya COVID-19,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Harian PMI Kota Surabaya, Tri Siswanto yang turut hadir beserta pengurus PMI Kota Surabaya yang menyaksikan proses screening donor plasma konvalesen tersebut, mengucapkan terima kasih kepada Ketua DPRD Surabaya, PT. SIER dan Ketua Kadin Surabaya yang telah mendukung terselenggaranya donor darah dan donor plasma konvalesen tersebut.

“Kegiatan ini merupakan sebuah gotong-royong bersatu padu menyelesaikan pandemi COVID-19. Saya yakin kegiatan ini akan ada multiplier effect, akan semakin banyak perusahaan yang menggelar donor plasma konvalesen. Apalagi ini suvenir kaos bagi para pendonor dengan tulisan ‘Maskermu Ojok Mbok Plorotno’, bagus ini. PT. SIER sosialisasi disiplin prokes dengan menggunakan bahasa kearifan lokal,” ujar mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.

Tri Siswanto mengakui, saat COVID-19 sedang tinggi-tingginya bulan lalu, antrian untuk mendapatkan plasma konvalesen menca