RAJAWARTA : Berpulangnya KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, Minggu (2/2) malam di Jakarta, menjadi kabar duka bagi orang-orang terdekatnya. Gus Sholah adalah sosok seorang tokoh yang sangat sayang dan romantis terhadap istrinya.
“Saya beberapa kali menghadap beliaunya untuk beberapa urusan baik di Jombang, Surabaya maupun di Jakarta, setiap kali bertemu beliaunya istri beliau selalu menemani disampingnya. Setahu saya, Gus Sholah senantiasa mengajak istrinya untuk menghadiri acara diberbagai macam kesempatan,” terang M Khoirul Rijal, Direktur Masjid Joglo Roudlotul Muttaqin Sidoarjo, Senin (3/2).
Rijal menceritakan, tahun 2018 adalah kesempatan terakhir bertemu dan berdiskusi dengan almarhum sebelum beliaunya keluar masuk rumah sakit atas penyakit yang dideritanya.
“Saat itu saya dikontak langsung oleh beliaunya dan diajak makan siang bersama disalah satu rumah makan khas arab di daerah Menteng, Jakarta. Dan dikesempatan itu beliau juga selalu ditemani istrinya tercinta,” katanya.
Gus Sholah adalah sosok yang hangat dan sangat romantis terhadap istrinya. Beberapa kali saya mengikuti dan menghadiri seminar atau acara yang disitu beliaunya menjadi narasumber, gaya berpakaian Gus Sholah dan istrinya selalu serasi dan berpadu.
“Gus Sholah itu pecinta batik. Motif atau corak batik yang beliau kenakan dalam berbagai acara selalu serasi dengan baju batik yang dikenakan istrinya,” terang pria kelahiran Jombang yang juga Ketua Gerakan Penyelamat Nahdlatul Ulama (GPNU).
Dikatakannya, Gus Sholah adalah tokoh yang sangat hangat dengan berbagai macam kelompok dan elemen masyarakat. Beliau tidak segan-segan sering berdiskusi dengan berbagai macam elemen masyarakat, termasuk anak muda terkait persoalan problematika bangsa dan negara.
“Beliau tidak pernah pilih-pilih teman atau tokoh untuk diajaknya berdiskusi. Siapapun tamu selalu beliau temui dan mudah sekali untuk menghubungi serta menemuinya,” katanya