RAJAWARTA : Mukai tahun depan pelaksanaan Porprov Jatim akan digelar 2 tahun sekali. Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa disela penandatanganan kesepakatan terkait periode penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) yang akan digelar dalam dua tahun sekali.
“PORPROV yang sekarang dengan edisi sebelumnya berjarak empat tahun, kedepan jaraknya hanya dua tahun. Jadi pada tahun 2021, PORPROV akan digelar di Jember, Lumajang, Situbondo, dan Bondowoso, kami berharap rekor-rekor baru dimunculkan oleh atlet-atlet Jatim” kata Gubernur Khofifah saat menerima obor api PORPROV VI Tahun 2019 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (5/7) malam.
Khofifah berharap, dengan digelar dua tahun sekali, maka para atlet dapat memacu capaian prestasinya dengan lebih terukur. Sebab, semakin sering berlaga, maka para atlet semakin terpacu dan mengerti bagaimana cara terbaik untuk meningkatkan, dan mencetak rekor di masing-masing cabang olahraga.
“Kami harap ini dapat mendorong prestasi-prestasi yang bisa membentuk karakter sportivitas dan mental juara. Atlet harus memiliki punya mental juara, sehingga mereka siap untuk maju di medan laga, tidak hanya regional, tapi juga nasional, ASEAN, Asia dan tingkat dunia,” katanya.
“Kita harap seluruh jejak sukses atlet Jatim pada olimpiade, SEA Games, serta ASIAN Games, akan menjadi semangat dan pemacu bagi perjuangan seluruh atlet di PORPROV ini,” katanya sembari menambahkan, ajang PORPROV ini juga menjadi pemanasan sebelum pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XX tahun 2020 di Papua.
Menurut Khofifah, selain bisa memacu prestasi atlet, gelaran 2 tahun sekali ini sudah melalui proses berbagai pertimbangan untuk menjadikan penyelenggaraan PORPROV menjadi dua tahun sekali. Pertama, dari segi waktu, jika penyelenggaraannya empat tahunan, maka tentu giliran masing-masing kabupaten untuk menjadi tuan rumah akan sangat lama.
“Ketua-ketua KONI daerah itu lumayan banyak yang usul, beberapa bupati juga usul, kalau tuan rumah itu hanya 4 tahun sekali, kita bisa menghitung giliran dari semarak olahraga di masing-masing Kabupaten itu ketemunya berapa puluh tahun kemudian,” ungkapnya.
Alasan kedua, lanjut gubernur wanita pertama di Jatim ini, olahraga menjadi referensi penting dalam membangun ketahanan pribadi dan kesehatan warga Jatim, khususnya untuk mencegah dari penyalahgunaan narkoba. Sebab atlet-atlet yang ikut Pusat Pelatihan Daerah (Puslatda) di KONI, ternyata setelah di tes urine, seluruhnya bebas dari narkoba.
“Jadi olahraga menjadi salah satu kegiatan positif yang dapat mencegah penyalahgunaan narkoba, kami ingin ini dikembangkan di masing-masing kabupaten/kota. Harapan kami, kita tidak lagi menjadi juara satu dalam penyalahgunaan narkoba, kita ingin anak-anak Jatim bisa hidup lebih sehat, menjauhi narkoba, dan membangun prestasi melalui olahraga,” lanjutnya.
Dalam sambutannya, Ketua KONI Jatim, Erlangga Satriagung mengatakan, penyelenggaraan PORPROV kali ini juga terasa lebih istimewa, ini karena Gubernur Khofifah menciptakan jingle “laga” untuk PORPROV VI ini. Jingle tersebut diputar dan dinyanyikan dalam rangkaian acara penerimaan obor api pada kesempatan tersebut.
“Saya mengucapkan terima kasih yang luar biasa untuk Bu Khofifah. Sebab beliau lah yang menciptakan jingle untuk Porprov. Porprov kali ini adalah Porprov pertama kalinya dengan jingle,” pujinya sembari menambahkan, jingle tersebut diciptakan oleh Gubernur Khofifah dalam waktu kurang dari 24 jam.
Lebih lanjut Ketua KONI Erlangga mengatakan, jingle tersebut menjadi bukti bahwa Gubernur Khofifah memberikan atensi luar biasa untuk dunia olahraga. Menurutnya, kecintaan tersebut juga karena Gubernur Khofifah merupakan mantan atlet hoki, serta mantan atlet panjat tebing.
Ditambahkannya, PORPROV kali ini terdiri dari 40 cabang olahraga yang memperebutkan 525 medali emas. Adapun ajang ini akan diikuti oleh 7.800 atlet dengan total 10.000 lebih beserta officialnya. (B5)