SURABAYA – Ketua DPD Golkar Surabaya Arif Fathoni menyikapi perihal beredarnya video viral dengan durasi 19 detik yang meneriakkan yel-yel “Hancurkan Risma”. Dia menilai wajar hal tersebut sebagai bentuk sikap kekecewaan warga maupun mantan pendukung.
“Bahwa munculnya video tersebut merupakan ekspresi kekecewaan sebagian masyarakat Surabaya Utara yang selama ini All out memperjuangkan dan mendampingi Risma. Baik dalam momen pemilukada maupun saat saat Risma mau dimakzulkan oleh DPRD,” ujar Toni, Jum’at (27/11).
Menurut dia masyarakat Surabaya utara saat ini nyaris tidak pernah mendapatkan manfaat kebijakan pembangunan dari Risma selaku wali kota. Yang diperindah hanya tengah kota saja.
Menurut dia tidak akan pernah ada video tersebut, apabila sejak awal walikota memposisikan diri sebagai pemimpin yang mengayomi semua paslon dan bertindak netral. “Maka semua masyarakat akan memuja beliau sebagai seorang pemimpin yang bersikap negarawan. Namun faktanya Risma bertindak selaku politisi yang justru dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa surabaya akan rusak jika dipimpin oleh selain Eri,” lanjut dia.
Dengan adanya video tersebut Toni menilai justru ada upaya untuk mendiskreditkan calon wali kota Machfud Arifin saat ini. “Sejak awal Pak Mahfud mendapatkan banyak kampanye negatif yang menjurus ke kampanye hitam. Namun sebagai abdi Bhayangkara, yang memiliki niat tulus untuk membangun Kota Surabaya tetap terus bergerak menyapa masyarakat, menyadarkan masyarakat Surabaya agar Surabaya naik level. Merata pembangunannya, dan mengakhiri rezim drama,” beber mantan wartawan ini.
Toni pun memiliki harapan khusus saat ini. “Kepada masyarakat Surabaya, saya berharap tidak terpengaruh dengan upaya Playing Victim yang sedang dijalankan tim sebelah dengan mengkonsolidasikan pasukan medsos. Karena ketidakadilan yang sesungguhnya adalah menggunakan uang APBD yang bersumber dari pajak rakyat untuk kepentingan kontestasi,” tegas dia.
Toni menambahkan sebagai manusia sudah sering diingatkan baik dalam rapat formal di DPRD maupun hal hal lain. “Dan saya percaya dan tiap tiap kamu adalah seorang pemimpin yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya. Bila bisa bersiasat kata pertanggungjawaban didunia, di akherat kelak Tuhan yang akan mengadili,” imbuh pria yang juga anggota DPRD Surabaya ini. (*)