RAJAWARTA : Terhitung saja 18 April 2022, Sally Azaria, politikus wanita partai Solidaritas Indonesia resmi mengundurkan diri.
Seperti diketahui bersama, Sally salah satu politisi wanita yang berhasil meriah suara cukup signifikan di Pileg 2019, dan saat itu hampir lolos menuju kursi legislatif di DPRD Indrapura. Hal itu terlihay dari selisih suara sekitar 500 dari 93 ribu suara yang dibutuhkan.
Dalam karir politiknya, Sally cukup berani menentukan sikapnya. Lihatnya saja, meski tergolong di panggung politik, tapi dia berani menentukan pilihannya untuk mengikuti konvensi calon walikota Surabaya yang diadakan Partai Solidaritas Indonesia dan lolos hingga tahapan akhir di Jakarta, namun usahanya masih berhenti di tengah jalan.
Sesaat setelah kontestasi Pileg, ibu cantik ini mengaku bahwa dirinya ingin fokus ke studi lanjut S3 dan tetap sebagai aktivis parenting dan multiculturalism (menggaungkan toleransi atau menghargai perbedaan; terutama di anak-anak) di luar jalur politik.
“Saya tentu akan tetap bergerak di bidang yang memang sudah saya tekuni sejak sebelum bergabung di PSI yaitu parenting dan multiculturalism demi masa depan anak bangsa, jadi mohon dukungannya ya,” ujarnya saat dihubungi media, Senin 18 April 2022 petang.
Ketika ditanya apakah ada hubungannya dengan pengunduran diri Tsamara ketua DPP PSI, Sally dengan tegas mengatakan tidak. “Gak-lah, bukan karena itu” ujarnya sambil tersenyum.
Sebagai anggota Partai, terakhir Sally Azaria bertugas di Divisi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPD Partai Solidaritas Indonesia kota Surabaya.
Wanita yang kesehariannya berprofesi sebagai dosen di Universitas Kristen Petra ini mengaku sedang mempersiapkan studi S3 di Australia atau Inggris. Tentu saja hal ini membutuhkan persiapan yang panjang dan fokus, mengingat banyak tahapan yang harus dilaluinya. (dk/dms)