SURABAYA – Komunitas Tolong Menolong (KTM) bersinergi dengan Yayasan Komunitas CB Internet Peduli (KCBI) memberikan bantuan berupa bedah rumah pada Mbah Soekanah, janda lansia berusia 71 tahun yang tinggal di kawasan pemukiman padat penduduk di Tambak Asri, Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan.
Pelaksanaan bedah rumah ini sendiri berlangsung selama kurang lebih 21 hari. Dan menghabiskan anggaran hampir 10 juta.
Menurut Defta Dwi Prasetya, Ketua KCBI, pihaknya mendapatkan informasi dari relawannya bahwa ada salah satu warga di Tambak Asri yang tinggal di rumah yang tidak layak huni dan tidak bisa tersentuh program Rutilahu dari pemerintah dikarenakan tidak memiliki surat tanah dan lain sebagainya.
Dari informasi awal tersebut, diketahui bahwa ada Komunitas Tolong Menolong (KTM) yang sudah melakukan pendampingan.
“Akhirnya kami pun bersinergi. Dan alhamdulillah, Jumat (18/3) malam, kami melakukan serah terima rumah yang sudah kami bedah tersebut pada Mbah Soekanah,” kata Defta.
Pada saat serah terima, bantuan berupa kasur, bantal dan alas tikar juga diberikan. Termasuk kursi roda buat Heni, cucu Mbah Soekanah yang mengalami keterbatasan fisik pada kakinya sehingga susah untuk berjalan.
Untuk diketahui, awalnya rumah petak berukuran 2×7 meter ini sangat tidak layak huni. Selain pengap dan kumuh, rumah ini juga dihuni oleh 8 jiwa, yakni Mbah Soekanah bersama cucu dan cicit-cicitnya. Mereka tidur beralaskan kain lusuh yang dibawahnya adalah tumpukan sampah.
Untuk bertahan hidup, Mbah Soekanah berjualan kerupuk. Sedangkan suami Heni, cucunya Mbah Soekanah hanyalah pekerja serabutan.
Meski Mbah Soekanah masuk dalam program bantuan penerima bansos atau program sosial lainnya dari pemerintah, namun tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bahkan, saat pelaksanaan bedah rumah berlangsung, sambungan listrik di rumah tersebut diputus oleh PLN karena ada tunggakan selama 2 bulan.
Hal ini dibenarkan oleh Daniel Lukas Rorong, Pendiri dan Ketua Komunitas Tolong Menolong (KTM).
“Saking tidak mampunya, sampai tidak mampu bayar tagihan listrik. Setelah itu, kami pun bantu urus untuk membayar tunggakan tersebut serta melakukan pemasangan sambungan listrik kembali di rumah tersebut,” ujar Daniel.
Meski sudah dilakukan bedah rumah, namun Daniel mengaku masih punya beban moral. Dimana rumah tersebut masih belum memiliki WC dan septitank. Termasuk, belum dialiri air bersih.
“Jujur, anggaran kami terbatas dan sudah habis untuk program bedah rumah ini. Semoga nanti ada donatur yang bisa membantu melanjutkan program dan misi sosial ini yang belum tuntas,” harap Daniel yang juga Humas “Perhimpunan Driver Online Indonesia” (PDOI) Jawa Timur.
Keterangan Foto :
Daniel Lukas Rorong, Founder Komunitas Tolong Menolong (KTM) bersama Mbah Soekanah sebelum bedah rumah