RADJAWARTA : Untuk memeriahkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke 726, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya menggelar ajang Rally Aeral Drone Competition 2019 yang akan berlangsung (21/4). Gelaran ini Dispora bekerjasama dengan Komunitas Mata Langit.
Kepala Bidang Olahraga Dispora Surabaya Arif Setiapurwanto menyampaikan ini adalah kali pertama Kota Surabaya mengadakan kompetisi drone. Membingkai perayaan HJKS melalui ajang tersebut untuk memberikan sumbangsih pada Kota Pahlawan.
“Tujuan kami untuk mengangkat icon-icon dari Kota Surabaya lebih menarik. Selain itu kita juga mau lihat antusias dari masyarakat milenial. Harapan kami ini, mampu menjadi sebuah gebrakan untuk kaum milenial, karena mungkin ini se-Indonesia baru pertama juga,” kata Arif.
Ia menyampaikan kompetisi ini dapat diikuti oleh seluruh peserta, baik warga Kota Surabaya maupun luar kota. Hadiah yang diperebutkan berupa Trophy dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, serta uang pembinaan kepada juara Rally Aeral Drone Competition 2019.
“Kita buka di tahun ini peserta 100 orang pendaftar pertama, beberapa peserta sudah banyak yang mendaftar, ada yang dari komunitas maupun individu diantaranya Pasuruan, Jombang, dan Madura, sudah terdaftar,” ujarnya.
Ketua Panitia Musa Abdullah Mukhlis menyampaikan penggabungan tema ini terdiri dari dua konsep yakni Rally Competition dan Aeral Fotografi. Sehingga dalam prakteknya, peserta selain mengutamakan kualitas karya, juga dihitung melalui kecepatan pengambilan, durasi yang berjalan selama 6 jam dengan 10 karya, dari 10 spot iconic Kota Surabaya yang ditentukan panitia.
“Jadi kita gabungkan antara hasil karya foto dengan kecepatan rally nya. Bukan dronenya yang balapan, tapi peserta atau pilotnya yang punya waktu, mengambil spot-spot foto yang ditentukan oleh panitia secepat cepatnya durasi dari kami berjalan selama 6 jam. Tapi hasil karyanya harus sebagus-bagusnya,” tutur Musa.
Acara tersebut, dimulai sejak pukul 08.00 WIB yang bertempat di Balai Pemuda Surabaya. Sebelum acara dimulai, para peserta akan diarahkan terlebih dahulu untuk teknis perlombaan. Kemudian, peserta bebas memilih spot mana yang ingin diambil. Panitia memastikan untuk peserta tidak lewat dari 6 jam sudah kembali tiba di garis finish Balai Pemuda. Menurut Musa, dari 10 karya terbaik yang dihasilkan, masing-masing terdiri 8 foto, dan 2 video. Video tersebut, minimal berdurasi 30 detik dan maksimal 60 detik.
“Jadi perkiraan untuk peserta bikin videonya dari 30 detik sampai 60 detik. Peserta dapat bebas menentukan spot mana dulu yang mau diambil,” lanjut Ketua panitia sekaligus pendiri Komunitas Mata Langit ini.
Selain itu, konsep kompetisi yang unik ini juga memastikan keselamatan bagi alat transportasi udara. Panitia sudah berkoordinasi dengan lembaga yang mengatur lalu lintas udara, yakni Airnav untuk mengamankan 10 titik tersebut selama kompetisi berlangsung.
Usai kompetisi, sekitar pukul 16.00 WIB, panitia menyiapkan talkshow dengan mengundang tim dari Airnav untuk memberikan pembekalan terkait menjaga keselamatan penerbangan drone bagi para peserta. Sehingga peserta pilot drone dapat memahami keselamatan lalu lintas udara. “Pengamanan sudah kami koordinasikan dengan bandara. Ijin sudah kami kantongi dari Airnav untuk mengatur lalu lintas udara dan memastikan keamanan drone mengudara selama jam kompetisi berlangsung,” imbuhnya.
Musa berharap momen ini menjadi ajang unjuk bakat bagi generasi milenial yang memiliki ketertarikan lebih pada dunia fotografi. “Inilah momen yang pas untuk unjuk diri kaum milenial, pendaftaran gratis, dan ini peluang buat berkaya yang diapresiasi pemerintah,” pungkasnya. (*hms/sby)