METRO  

Digitalisasi: Sudah Pandemi dan Sekarang Perkembangan Digital Semakin Tinggi Apakah Mempengaruhi Kesehatan Mental?

Penulis : Anita Puspita Sari
Asal : S-1 Keperawatan Universitas Airlangga

Di era industri 4.0 ini banyak sekali kemajuan yang sangat berkembang pesat. Teknologi yang berkembang sangatlah memiliki banyak sekali dampak yang mengarah ke hal baik ada juga yang mengarah ke hal yang buruk.

Kemajuan teknologi ini menguntungkan banyak sekali aspek dari kemajuan ekonomi, sosial, maupun budaya.

Teknologi yang semakin maju ini dapat membantu masyarakat dalam melakukan sebuah pekerjaan atau bahkan bisa menggantikan beberapa pekerjaan manusia dengan hanya menggunakan mesin.

Namun dengan banyaknya kemajuan dalam banyak hal di dalam kehidupan juga tidak menutup kemungkinan bahwa digitalisasi juga memiliki banyak sekali kekurangan. Kesehatan mental adalah salah satu dampak negatif dari adanya kemajuan digitalisasi yang sangat berkembang pesat ini.

Mengapa digitalisasi bisa mempengaruhi kesehatan mental seseorang?

Saat ini masyarakat menjadi lebih mudah mengalami rasa lelah, stress, dan depresi karena banyak faktor, namun salah satunya adalah dampak dari digitalisasi.

Apalagi pada masa saat ini yaitu pandemi yang menjadikan masyarakat harus tetap di rumah saja dan tidak harus bertemu secara langsung dengan orang lain. Dengan perkembangan digitalisasi kebanyakan orang menjadi mudah kehilangan sifat empati, tulus, dan sebagainya karena pertemuan tidak langsung ini yang menjadikan mengenal seseorang hanya dilihat dari penampilannya.

Tidak hanya penampilan yang menjadi tolak ukur dalam menilai seseorang namun status sosial, kemakmuran seperti lebih penting dibanding dengan kemampuan dan pengembangan orang lain.

Di masa pandemi ini masyarakat hanya bisa melakukan hubungan atau berkomunikasi melalui aplikasi sosial media atau secara virtual dan mereka juga terpaksa untuk beradaptasi dengan situasi seperti ini karena situasi tersebut adalah situasi yang baru bagi masyarakat dan banyak sekali rintangan yang harus dilalui dalam penyesuaian hal baru ini.

Maka dari itu perlu adanya suatu dorongan atau intervensi untuk mengembangkan kemampuan dalam bersosialisasi juga rasa empati agar hal tersebut tidak hilang walaupun secara virtual pasti ada perasaan berbeda ketika bersosialisasi secara virtual maupun secara langsung dan itu menjadikan salah satu faktor mengapa masyarakat menjadi susah untuk bertemu orang baru atau beradaptasi di lingkungan baru.

Bersosialisasi secara virtual ataupun melalui platform sosial media adalah satu tantangan baru untuk masyarakat agar bisa menambah relasi atau tetap terhubung dengan orang orang disekitarnya namun ketika sekarang ini sudah menginjak masa pandemi to endemi masyarakat sudah merasa nyaman dengan menggunakan kemajuan teknologi dalam tetap berhubungan dengan masyarakat atau orang disekitarnya namun ketika sudah bertemu secara langsung mereka akan merasakan perbedaan yang sangat signifikan karena pertemuan secara virtual dan secara langsung adalah dua hal yang sangat berbeda dan tidak sama.

Seperti contoh anak-anak sekarang sudah susah untuk bermain dengan teman sebayanya dan mereka lebih memilih untuk di rumah dan bermain ke cet atau bermain handphone karena mereka sudah merasa asik dengan dunia mereka dengan teknologi maka dari itu pentingnya peran orang tua dalam mengajarkan anak anak mereka untuk terus bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan orang-orang disekitarnya apalagi ketika masa pandemi ini mereka menjadi susah untuk bertemu dengan teman temannya interaksi secara langsung juga sangat minim maka anak anak akan merasakan kesepian merasa terisolasi dan menjadikan stress karena sekolah saja sudah di rumah sudah les juga di rumah melalui daring mau tidak mau anak anak kamu terpapar atau lebih sering bahkan hampir setiap hari mereka menggunakan yang namanya internet dan handphone atau gadget lainnya dan laksa mereka untuk beradaptasi dengan cara yang sangat merepotkan ya karena yang sebelumnya dulu Pandemi mereka bisa bermain bersama teman temannya bermain sepak bola sekarang hanya bisa melalui virtual Zoom meeting atau Google Meet dan mereka merasa tidak seru lo akhirnya mereka menjadi kesepian.

Lantas bagaimana menjaga kesehatan mental di era gencarnya perkembangan teknologi ini?

Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak sekali aspek kehidupan bagi masyarakat terutama para Gen Z, untuk itu wajar saja jika masyarakat merasa cemas karena perubahan pola hidup dari yang awalnya bisa bertemu sekarang hanya bisa melalui virtual. Sebelumnya kesehatan mental adalah kondisi di mana batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar tanpa mengalami rasa cemas atau gelisah. Hanya diri kita sendiri lah yang tahu bagaimana kondisi kesehatan mental kita itu terbilang sehat ataupun tidak.

Namun ini adalah beberapa gejala bahwa mental kita tidak sehat yaitu perubahan sifat yang awalnya menjadi ceria sekarang lebih mudah untuk murung, merasa cemas atau ketakutan terhadap suatu hal, sering sakit atau tingkat imunitas tubuh menjadi mudah menurun perubahan pola tidur bisa susah tidur atau disebut insomnia atau bahkan bisa terlalu banyak tidur dan yang terakhir menjadi pribadi yang moody-an atau mood tidak teratur. Nah jika kalian merasakan gejala yang disebutkan di atas belum tentu juga kalian mengalami tidak sehatnya mental namun rasa lelah juga bisa menjadi salah satu faktor mengapa bisa mengalami gejala tersebut.

Berikut adalah tips untuk menjaga kesehatan mental di kala perkembangan digitalisasi dan pandemi ini yaitu adalah sadar bahwa merasa khawatir adalah sesuatu hal yang normal, buatlah rutinitas untuk mempertahankan atau perasaan normal tersebut, mencari pengalihan atau distraksi yang mengarah ke hal yang lebih positif, tetap berkomunikasi dengan teman teman terdekat ataupun dengan keluarga, fokus pada diri sendiri, berbaik hati dan berfikir positif pada diri sendiri dan orang lain, jaga kesehatan fisik seperti makan makanan sehat berolahraga istirahat yang cukup, batasi penggunaan media sosial atau internet jika dirasa terlalu banyak memberikan info atau pemikiran negatif bahkan hingga merasa stress ketika membaca informasi yang berada di sosial media tersebut, serta mencari sumber informasi terpercaya mengenai kondisi saat ini.

Dengan menjaga kesehatan mental hidup pun akan menjadi lebih tenang dan damai apalagi di kala pandemi ini semoga dengan perkembangan digital ini juga kesehatan mental kita tidak terganggu dan menjadikan Indonesia menjadi lebih maju namun juga tetap sehat.