Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2022 mendapat atensi dari Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti. Reni, sapaan akrab politisi PKS yang juga dikenal memiliki perhatian besar terhadap dunia pendidikan ini turut memberikan pesan usai menghadiri upacara Hardiknas 2022 di Balai Kota, Jumat (13/5).
Pimpinan Dewan itu melayangkan apresiasi terkait program-program pendidikan di Kota Surabaya yang dinilai sudah berjalan dengan baik di antaranya seperti penghargaan siswa berprestasi, beasiswa kuliah, bantuan seragam bagi pelajar tidak mampu (MBR) hingga penanganan anak putus sekolah.
Selain apresiasi, legislator PKS ini juga menyampaikan sejumlah catatan bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terkait pendidikan di Kota Pahlawan. Reni menyebutkan bahwa pihaknya masih mendapati berbagai keluhan masyarakat yang sering tersampaikan kepadanya.
“Bicara tentang pendidikan di Surabaya ini, yang masih perlu mendapatkan perhatian dan masih sering disampaikan ya, kepada kami, terkait dengan zonasi sekolah,” bebernya.
Keresahan tersebut, sambung Reni, sering disampaikan oleh para orang tua ketika dirinya blusukan atau saat kegiatan reses. Khususnya mereka yang berada di wilayah jauh dari lokasi sekolah negeri sehingga menimbulkan kegalauan.
Legislator PKS itu mengatakan persoalan ini terjadi lantaran sebaran jumlah sekolah negeri di Kota Pahlawan belum optimal, utamanya di tingkat SMA/SMK. Kondisi serupa juga terjadi untuk SMP di beberapa kecamatan tertentu yang belum merata.
“Walaupun SMA/SMK sudah menjadi kewenangan pemerintah provinsi, tapi masyarakat sering kali menyampaikannya kepada kami, wakil rakyat yang ada di Kota Surabaya,” ucapnya.
“Oleh karena itu, kita sangat berharap kepada pemerintah provinsi, kepada ibu gubernur juga memberikan perhatian terkait ketersediaan sebaran sekolah SMA/SMK yang ada di Kota Surabaya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Pimpinan DPRD Surabaya itu juga menyinggung perihal persepsi masyarakat bahwa pendidikan yang berkualitas dan murah hanya dapat diperoleh melalui sekolah negeri.
“Nah ini saya kira suatu yang menjadi tantangan bagi Dinas Pendidikan, Pemkot. Bagaimana kemudian kita menghadirkan pendidikan yang berkualitas itu tidak hanya di sekolah negeri,” terangnya.
Karenanya, lanjut Reni, dukungan dan bantuan kepada sekolah-sekolah swasta, baik sisi pembelajaran serta sarana prasarana perlu diberikan secara maksimal sehingga masyarakat tidak merasa diperlakukan tidak adil karena berada di wilayah kelurahan atau kecamatan tertentu.
Reni menjelaskan bahwa Surabaya juga banyak memiliki sekolah-sekolah swasta yang berkualitas. Akan tetapi, masyarakat masih memiliki penilaian dan anggapan bahwa yang berkualitas dan murah hanya sekolah negeri.
Di samping itu, alumni ITS tersebut juga menyoroti tentang problem ketercukupan guru, Menurutnya, saat ini Kota Surabaya masih kekurangan jumlah guru. Terlebih banyak guru yang memasuki masa pensiun. Maka dari itu, Pemkot perlu hadir untuk memberikan solusi.
“Ketercukupan ini menjadi persoalan sebab ketika gurunya kurang, maka proses pembelajaran jadi tidak optimal. Guru yang ada mendapatkan beban terlalu tinggi untuk jam mengajar dan ini akan berujung pada kurang maksimalnya proses pembelajaran,” pungkasnya.
Berikutnya, perihal pembelajaran tatap muka di masa pandemi, Reni mendorong Pemkot dalam hal ini Disdik untuk terus menghadirkan pendidikan yang menyenangkan bagi anak-anak serta menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah anak. Makin banyaknya anak kecanduan hp juga menimbulkan kerisauan orangtua. Reni berpesan agar kemajuan teknologi tetap bermanfaat positif untuk abak dan pendidikannya.
“Jadi ini terus kita dorong ya, pendidikan yang menyenangkan, pendidikan yang mengedepankan budi pekerti, kemudian juga terus menggali potensi anak di berbagai bidang, sisi lain makin banyaknya anak kecanduan gadget/ hp juga perlu perhatian serius” imbuhnya.
Terakhir, di momen Hardiknas 2022, Reni juga mengucapkan Selamat Hardiknas 2022 kepada seluruh insan pendidikan. “Saya mengucapkan selamat hari pendidikan nasional untuk seluruh insan pendidikan, semoga kita semua bisa mewujudkan cita-cita dan tujuan pendidikan nasional,” tuntasnya.