RAJAWARTA : Oleh-Oleh, Imam Syafii dari Reses Perdana membawa beberapa temuan atau persoalan yang cukup mengejutkan. Beberapa temuannya, mulai dari tidak dipanggilnya RW ke Bappeko, pengondisian RT, dan seterusnya.
“Dari 5 lokasi reses, kami menemukan beberapa kejanggalan-kejanggalan. Diantaranya, RW yang tidak dipanggil ke Bappeko untuk menulis berita acara. Itu berarti nantinya programnya tidak direalisasikan,” jelas politisi Nasdem kepada rajawarta (19/11).
Selain itu, tuturnya, ada beberapa RW yang pengajuannya terkondisikan. Sehingga ada kesan bahwa pengajuan beberapa RW hanya untuk kepentingan kelompok tertentu.
“Kemarin saya ketemu dua RW di daerah Ikan Kerapu dan Sidoyoso. Permintaannya ada yang sengaja didekte. Misalnya, disuruh pengadaan sendok, piring dan gelas, padahal ndak butuh seperti itu. Jangan-jangan hanya untuk memenuhi platform anggaran,” ujarnya.
Bersadasarkan temuanya selama reses, akhirnya, Sekretaris Fraksi Demokrat-Nasdem ini mencurigai hasil Musrenbang dimanfaatkan untuk kepentingan okum tertentu. Kecurigaan Imam ini bukan tanpa alasan, sebab belakangan ini isu Pilwali kian santer dibicarakan.
Imam meminta Pemkot Surabaya untuk tetap menjalankan permendagri Nomor 130 tentang dana kelurahan, dimana pointnya adalah setiap program yang sudah dibiayai APBD tidak bisa menggugurkan tanggung jawab Pemerintah Kota untuk mengerjakan sarpras dan pemberdayaan lewat APBD.
“Saya tidak berharap ada kesan di masyarakat, apalagi ini dekat dengan Pilwali. Nanti mereka yang bukan basis pendukungnya tidak diajak. Secara otomatis, pogramnya tidak direalisasikan. Takutnya, nanti muncul ada istilah anak emas, anak tiri, anak kandung, bahkan anak haram. Padahal ini kan nggak boleh,” pungkasnya.
FOTO : Imam Syafi’i politisi Partai Nasdem